Sekitar pukul 11 siang kami tiba di halte bus Hallasan  National Park. Di halte ini, tersedia parkiran cukup luas hingga 100 kendaraan lengkap dengan toilet yang sangat bersih.Â
Ternyata, sebagian besar penumpang bus 240 turun di sini. Rata-rata mereka dilengkapi dengan sepasang trekking pole. Mereka bukan hanya anak muda, tetapi dominan orang tua, pria dan wanita.
Keindahan kawasan Hallasan National Park yang diberi nama Eorimok Trekking Trail langsung tersaji sejak dari parkiran. Hutan subtropis hijau, padat diselingi dedaunan yang mulai menguning menyambut kami dengan keanggunannya. Suara burung-burung dan penghuni hutan lainnya seolah melakukan paduan suara menyambut para pendaki.
Dari parkiran, kami langsung berjalan kaki sejauh 1,1 km menuju kompleks perkantoran UNESCO World Heritage Hallasan National Park.Â
Jalan beraspal mulus, bersih dan lebar langsung tersaji di depan kami. Jalur trekking tersedia di sebelah kanan jalan dalam bentuk papan-papan kayu yang dilengkapi dengan tali pembatas sekaligus tali pengaman/berpegang.
Hanya jenis mobil pribadi tertentu dan bus carteran yang diizinkan masuk ke dalam parkiran di halaman kantor UNESCO.Â
Hutan dengan vegetasi padat menemani perjalanan menuju parkiran. Sangat sejuk cuacanya dan cenderung dingin. Udara sangat bersih ketika dihirup.
Sekitar 10 menit berjalan kaki santai, kami tiba di pintu masuk perkantoran UNESCO World Heritage Hallasan National Park. Teknologi canggih sudah diterapkan, berupa parkiran elektronik seperti di pintu tol. Khusus pejalan kaki, tersedia jalur khusus.