Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Keanggunan Eorimok Valley Menyambut Musim Gugur di Pulau Jeju

2 Oktober 2024   08:33 Diperbarui: 2 Oktober 2024   09:50 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pintu masuk Hallasan National Park, jalur Eorimok Trekking Trail. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Sekitar 10 menit berjalan kaki santai, kami tiba di pintu masuk perkantoran UNESCO World Heritage Hallasan National Park. Teknologi canggih sudah diterapkan, berupa parkiran elektronik seperti di pintu tol. Khusus pejalan kaki, tersedia jalur khusus. 

Oleh karena saya lupa membawa sebotol air mineral, maka terlebih dulu saya membelinya air 500 ml seharga Krw 500. Saya pilih bawyar pakai koin dan mesinnya mengeluarkan sebotol air minum. Untuk bekal, saya membawa 2 butir telur rebus, 2 bungkus snack ketan dan 4 potong roti tawar.

Jalur pendakian menuju puncak Gunung Halla melalui Eorimok Trekking Trail, dibuka bulan per 1 Oktober 2024 hingga akhir bulan Maret 2025. Jadwal masuk jalur dimulai pukul 5 pagi hingga pukul 11 siang. Beruntung, saya masih bisa mencapai jam 11 siang. Semua pendaki wajib turun sebelum pukul 17:00. Ini ada kaintannya dengan keselamatan karena cuaca buruk yang tidak bisa diprediksi.

Satu lagi, mendaki di tempat ini tidak dipungut biaya sama sekali alias gratis. 

Rencana awal menjelajahi Eoseungsaengak Trail kemudian berubah ketika kami mengambil jalur kanan menuju Eorimok Trekking Trail, sementara Eoseungsaengak Trail berada di sebelah kiri dengan pintu masuk di samping kiri gedung kantor UNESCO World Heritage Hallasan National Park. 

Salah satu jalur trekking di pintu masuk Eorimok Trekking Trail. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Salah satu jalur trekking di pintu masuk Eorimok Trekking Trail. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Sebagai informasi, tidak tersedia kantin dan sejenisnya di sepanjang jalur pendakian. Sehingga, pendaki wajib membawa bekal dan air minum secukupnya. 

Khusus air minum, tersedia dua titik pengambilan air minum yang langsung siap minum di jalur Eorimok Trekking Trail. 

Kemudian, pengoperasian drone sangat dilarang. Memotret binatang dan tanaman yang terancam punah. Untuk sampah, tidak ada tulisan larangan, tetapi kesadaran tinggi warga Pulau Jeju akan sampah, kebersihan dan kelestarian lingkungan pada akhirnya membuat semua pendaki/pengunjung tak pernah meninggalkan sampah.

Tidak diizinkan camping, minum minuman beralkohol dan menyalakan api mulai dari parkiran hingga ke puncak. Inilah alasannya sehingga, pendakian hanya dibuka sampai jam 11 siang dengan maksud pendaki bisa langsung turun sebelum ditutup pada pukul 17:00 (5 sore).

Sungai besar di Eorimok Valley. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Sungai besar di Eorimok Valley. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun