Kunjungan ketiga untuk pendampingan individu 3 PGP kali ini tidak sempat bersua kepala sekolah. Saya berpapasan dengan beliau di kampung Se'seng. Ia berpakaian hitam-hitam.Â
Saya pastikan ia ke acara kedukaan. Dan memang benar sesuai informasi dari CGP ibu Selpina Panglawa. Ibu Selpina mengajak saya masuk ke ruang guru. Di sana terpajang beberapa flyer yang menandakan adanya kegiatan komunitas belajar dan kegiatan-kegiatan di luar pembelajaran intrakurikuler lainnya.Â
Tidak lama berselang, datanglah murid-murid kelas 1 yang merupakan anak wali dari ibu Selpina. Satu per satu para murid menyalami saya. Mereka percaya diri, sopan dan ceria.Â
Tak terganbar rasa canggung atau malu bertemu orang baru seperti saya. Wah, sepertinya ini adalah aksi nyata dari ibu Selpina tentang budaya positif.
Kegiatan PI 3 saya laksanakan di salah satu pondok mini yang ada di depan ruang guru. Suasana sejuk dan asri dengan angin sepoi-sepoi membuat saya memilih tempat ini untuk kedua kalinya. Diskusi saya dengan CGP berlangsung penuh keakraban dan sesekali diselingi tawa kami.
Menurut ibu Selpina, UPT SDN 3 Bittuang pernah meraih juara sekolah dasar adiwiyata tingkat Kabupaten Tana Toraja, tapi saya lupa menanyakan tahun berapa.Â
Tahun ini, sekolah ini kembali terpilih sebagai juara pertama sekolah adiwiyata se-Kecamatan Bittuang. Dengan demikian, sekolah ini lolos ke seleksi tingkat kabupaten.Â
Berbekal pandangan mata saya, hampir semua aspek yang nampak membuat sekolah ini layak meraih prestasi tertinggi di ajang sekolah adiwiyata. Karakter murid, guru, tendik dan kepala sekolah sudah tak diragukan lagi.Â
Pada PI 2 sekitar 6 pekan yang lalu, bapak Anthon menyampaikan bahwa ia tidak pernah memberikan tekanan atau paksaan kepada guru dan tendik terkait kedisiplinan. Ia menerapkan cara yang komunikatif, ramah dan tidak menyinggung perasaan guru dan tendik.Â
Ia juga memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada guru-guru untuk berkreasi di sekolah dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid.Â