Untuk menghasilkan  kesejukan, rumah warga di kampung tak membutuhkan kipas angin atau AC. Cukup dengan membuat emper rumah panggung yang agak luas yang disebut tanggo' sebagai tempat duduk santai keluarga.Â
Lalu, untuk memelihara kesejukan secara alamiah, maka disekitar rumah-rumah warga akan banya ditumbuhi pepohonan hijau. Umumnya dari pohon buah-buahan, seperti nangka, langsat, manggis, rambutan dan mangga. Adapula pohon cendana. Rumpun bambu menjadi bagian yang tak terpisahkan pula dari perkampungan tradisional.Â
Bahkan tanaman  kopi robusta dan arabica seringkali menjadi tanaman pemberi kesejukan di sekitar rumah warga. Khusus pohon nangka, langsat, cendana dan bambu, keempat jenis tanaman ini memiliki peran dalam pola hidup tradisonal warga Toraja.Â
Di sinilah keunikan dari pola hemat energi yang dimiliki oleh rumah-rumah di Toraja, khususnya yang ada di wilayah perkampungan.Â
Jadi, rumah hemat energi versi warga Toraja adalah bukan pada model rumahnya, melainkan ada pada pola hidup warganya yang telah terpelihara turun-temurun. Alam, budaya dan kearifan lokal ternyata secara tidak langsung mendorong perilaku hemat energi di rumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H