Pintunya pun hanya satu. Lalu, bagaimana bisa hemat energi? Tentunya dengan jendela dan pintu yang terbatas akan menghasilkan ruangan yang gelap.Â
Di sinilah kearifan lokal akan hemat energi telah ditanamkan oleh nenek moyang orang Toraja sejak dahulu. Bangunan rumah tradisional yang minim jendela dan pintu tidak hanya berlatar belakang bahwa cuaca dingin di Toraja membutuhkan bangunan rumah yang membutuhkan panas.Â
Model dinding dan pintu rumah tongkonan dimaksudkan untuk memberikan kehangatan bagi penghuni yang berdiam diri di dalam bangunan rumah tanpa bantuan teknologi. Secara tidak langsung minimnya jendela dan pintu yang hanya satu telah menghindarkan warga Toraja dari kedinginan.
Seiring perkembangan zaman, ketika listrik dan teknologi telah merambah hampir seluruh pelosok Toraja, akan tetapi nilai-nilai kearifan lokal tetap tertanam dalam kehidupan warga Toraja, khususnya yang bermukim di kampung-kampung.Â
Bukan lagi rumah tradisional Tongkonan yang menjadi hunian utama. Rumah-rumah panggung dari kayu atau bambu menjadi pilihan warga karena biaya yang lebih terjangkau dibandingkan dengan membangun model rumah Tongkonan atau rumah beton bertingkat.Â
Sampai saat ini, memasuki tahun 2023, rumah panggung dari kayu dan beratap seng paling populer dijumpai di kampung-kampung. Namun, berbeda dengan model rumah panggung suku Duri dan Bugis yang banyak jendelanya.Â
Dengan menggunakan papan atau bambu yang menutupi hampir keseluruhan dinding rumah, kadang kala jendela hanya satu atau sama sekali tidak ada, maka suasana dalam rumah pasti agak gelap.Â
Apakah sudah ada listrik pada rumah-rumah warga? Ya. Hampir semua sudah memiliki aliran listik, baik dari PLN, turbin, genset maupun tenaga surya.
Apakah suasana rumah yang gelap, pemilik rumah akan membiarkan lampu menyala sepanjang waktu? Jawabannya tidak. Warga Toraja masih menganut hemat energi secara tradisional meskipun sudah hidup di jaman penuh modernisasi.Â
Lampu hanya dinyalakan saat malam tiba dan menyala di tempat yang dibutuhkan cahayanya. Kebiasaan ini terbawa dari zaman dulu yang hanya menggunakan lampu minyak. Jika tak ada kegiatan, lampu minyak dipadamkan.Â