*******
Alarm efbeku berbunyi kembali. Itu pasti pesanmu. Betul memang. Aku membacanya.
"Entahlah aku harus berbuat apalagi
jika memang kita satu hati
Tuhan 'kan biarkan kita memahat janji
Jika tidak, coba minta Tuhan cek lagi"
"Tuch perbaikannya. Di bagian akhir saja. Aku tidak suka kata TIDAK. Dah, aku mau tidur." Itu akhir kalimat pesanmu. Datar saja.
Aku tertegun, membaca puisiku yang kamu perbaiki. Tak percaya. Aku baca berkali-kali bait akhir puisiku yang kamu perbaiki. Berkali-kali.
Tak lama. Kembali alarm efbeku berbunyi.
"Aku sayang kamu"
Kalimat singkat yang diinginkan siapa pun di dunia, dari orang yang dicintanya terbaca jelas. Maknanya pun jelas. Tak ada ambigu.
Batinku, akhirnya ada gadis yang berani nekat mengatakan kalimat itu pertama kali dalam hidupku, si lelaki Jawa ababil yang penakut yang tak punya perasaan pada wanita.
Akupun tidak merasa sepi lagi setelah membaca pesanmu.
Jokowi pun kalah. Aku sudah menemukan cawapres yang bukan untuk lima tahun, tapi untuk selamanya di Jumat suci, Jokowi bahkan menunda pengumuman cawapresnya.