Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelaki Penunggu Pondok Bambu

13 November 2018   00:13 Diperbarui: 13 November 2018   00:16 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pesawat keduanya ternyata beda. Si perempuan mencium tangan si lelaki sebagai tanda terima kasih. Ada amplop coklat di tempat tidur.

"Manfaatkanlah uang itu. Berpikirlah. Olahlah dirimu dalam jiwa yang kudus. Aku mencintaimu".

"Seperti katamu. Cinta tidak memandang suku, agama, ras, jenis kelamin. Jadikan aku perempuan. Entah kau sebut aku pelacur, ibu ataupun perempuan kotor lainnya. Antarkan aku sampai teras hotel. Bukakan pintu mobil dan tutupkan untukku!" katanya dengan lembut.

***

Hujan reda. Kokok ayam kampung yang dipelihara di belakang rumah menggema. Subuh. Pagi. Si lelaki pendatang terlihat tertidur sambil duduk.

Si lelaki penunggu pondok tidak tidur.

Jelang siang si lelaki penunggu pondok mengantarkan si lelaki pendatang ke pinggir Jalan Lintas Sumatra. Mencari Bus Antar Lintas Sumatra. Tidak banyak yang dibicarakan. Semua bergerak dalam diam.

Ketika si lelaki pendatang akan naik bus, si lelaki penunggu pondok berkata, "sampaikan! jemputlah aku di Tanjung pada libur Natal!".

kompal-5be9b553c112fe53435561f5.jpg
kompal-5be9b553c112fe53435561f5.jpg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun