Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelaki Penunggu Pondok Bambu

13 November 2018   00:13 Diperbarui: 13 November 2018   00:16 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Doa-doa dipanjatkan agar si perempuan bertahan, agar si sang suami tak buta mata dan berprangsangka. Keduanya harus terbuka. Telanjang. Mengingat masa siapa yang diburu dan memburu dan kemudian sebaliknya.

***

Kini kabar itu muncul. Tepat di musim penghujan. Tepat ketika si lelaki dalam pondok sudah menemukan jalan bahagia, sunyi hidupnya.

Si lelaki penghuni pondok bergeming. Mengapa perempuan itu kembali memberikan kabar padanya. Melalui seorang bawahannya yang dipercaya untuk mencari dirinya yang menjalankan laku hidup sederhana dan sunyi.

***

Kembali kenangan tugas meloncat di depan mata. Tak ada janji. Tak ada komunikasi.

Si lelaki dan si perempuan bertemu dalam sebuah giat dinas. Kebetulan semua hotel penuh. Termasuk di hotel tempat kegiatan acara.

Keduanya dalam satu kamar. Keduanya bicara. Keduanya terhalang selaput bawang. Terlihat tapi tak ada yang berani memulai.

Si perempuan telanjang. Tanda khas si perempuan terlihat.

Serigala mana yang tak mau daging segar. Kucing mana yang tak memakan ikan asin. Tak ada kata. Justru si lelaki menjaga si perempuan.

Ketika sarapan pagi. Si perempuan seperti galibnya perempuan, melayani si lelaki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun