Pesawat keduanya ternyata beda. Si perempuan mencium tangan si lelaki sebagai tanda terima kasih. Ada amplop coklat di tempat tidur.
"Manfaatkanlah uang itu. Berpikirlah. Olahlah dirimu dalam jiwa yang kudus. Aku mencintaimu".
"Seperti katamu. Cinta tidak memandang suku, agama, ras, jenis kelamin. Jadikan aku perempuan. Entah kau sebut aku pelacur, ibu ataupun perempuan kotor lainnya. Antarkan aku sampai teras hotel. Bukakan pintu mobil dan tutupkan untukku!" katanya dengan lembut.
***
Hujan reda. Kokok ayam kampung yang dipelihara di belakang rumah menggema. Subuh. Pagi. Si lelaki pendatang terlihat tertidur sambil duduk.
Si lelaki penunggu pondok tidak tidur.
Jelang siang si lelaki penunggu pondok mengantarkan si lelaki pendatang ke pinggir Jalan Lintas Sumatra. Mencari Bus Antar Lintas Sumatra. Tidak banyak yang dibicarakan. Semua bergerak dalam diam.
Ketika si lelaki pendatang akan naik bus, si lelaki penunggu pondok berkata, "sampaikan! jemputlah aku di Tanjung pada libur Natal!".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H