Doa-doa dipanjatkan agar si perempuan bertahan, agar si sang suami tak buta mata dan berprangsangka. Keduanya harus terbuka. Telanjang. Mengingat masa siapa yang diburu dan memburu dan kemudian sebaliknya.
***
Kini kabar itu muncul. Tepat di musim penghujan. Tepat ketika si lelaki dalam pondok sudah menemukan jalan bahagia, sunyi hidupnya.
Si lelaki penghuni pondok bergeming. Mengapa perempuan itu kembali memberikan kabar padanya. Melalui seorang bawahannya yang dipercaya untuk mencari dirinya yang menjalankan laku hidup sederhana dan sunyi.
***
Kembali kenangan tugas meloncat di depan mata. Tak ada janji. Tak ada komunikasi.
Si lelaki dan si perempuan bertemu dalam sebuah giat dinas. Kebetulan semua hotel penuh. Termasuk di hotel tempat kegiatan acara.
Keduanya dalam satu kamar. Keduanya bicara. Keduanya terhalang selaput bawang. Terlihat tapi tak ada yang berani memulai.
Si perempuan telanjang. Tanda khas si perempuan terlihat.
Serigala mana yang tak mau daging segar. Kucing mana yang tak memakan ikan asin. Tak ada kata. Justru si lelaki menjaga si perempuan.
Ketika sarapan pagi. Si perempuan seperti galibnya perempuan, melayani si lelaki.