Akhirnya ambulan pun terpaksa didorong. Pramesh, tukang parkir dan perawat di UGD pun membantu mendorong ambulans  sampai ke tempat parkir.
"Aneh kok bisa tertancap sutil ?"
"Jangan pernah berpikir yang tak masuk akal. Semua bisa terjadi di desa. Si ibu ini tersandung ketika akan masak dan jatuhnya ke gedek yang kebetulan sering digantungi alat masak. Nah itu," kata Pramesh.
 "Pernah kan aku cerita kalau di dapur Puskesmas, ada ular melingkar di sisa abu tempat masak".
Akupun ngakak.
Mesh pagi-pagi turun ke dapur dan ingin menjerang air. Dirinya sudah diberi peringatan oleh warga sekitar kalau pagi hari ke dapur harus hati-hati dan selalu membawa bambu panjang untuk mengusir ular. Dirinya terhenyak ketika di tungku masak, melingkar ular hitam kuning. Ular itu mencari tempat hangat dan abu bekas masak merupakan salah satu tempat hangat bagi ular.
Berusaha untuk tenang, ular itupun di usir ke luar dapur dengan bambu. Dapur di bawah Puskesmas pun lalu ditutupi dengan papan.
Pinggiran Sungai Sembilang memang eksostis. Terkadang kalau malam diantara terpaan cahaya ada dua bola pingpong warna jingga kemerahan mendekat. Itu mata buaya muara. Jangan sekali-kali mengganggunya karena buaya muara sangat ganas dan bertubuh besar.
Pramesh sendiri pernah mengobati luka warga yang betisnya digigit buaya muara. Belum lagi sabetan ekornya yang bakal menjatuhkan mangsanya. Dan kalau sudah terjatuh... nggak usah dilanjutkan.
"Lalu bagaimana keadaan ibu itu ?"
"Sehat seperti semula, tanpa ada kerusakan penglihatan sedikitpun. Â Di sinilah justru imanku bertumbuh. Aku jadi sungguh percaya kebesaran Tuhan. Kalau belum sampai waktunya menurut Tuhan pasti tidak akan terjadi, tentunya semua usaha medis, pertolongan sudah secara maksimal dilakukan. Akhirnya keputusan ada di tangan Tuhan".