"Nak gemuk kurus. Nak rambut jadi lurus dan putih. Aku cinta kau apa adanya".
"Aku di kebun tadi cemburu padamu. Makanya aku pulang," rayuku di telinga istriku.
Kami pun  berjinjit melangkahi anak-anak yang tidur di ruang tengah. Jebakan nyamuk ruang tengah kuhidupkan agar anak-anak tidak digigiti nyamuk.
Dengan masih tangan di pinggang dan hujan mulai turun mengguyur. Aku menghidupkan lampu kamar.
"Kalian bertiga sama. Pandai meluluhkanku," bisik istriku.
"Keturunan siapa itu," tambahnya di kupingku. Dan hujan pun makin deras di dini hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H