Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perempuan Bersongket di Sungai Musi

15 Desember 2017   10:51 Diperbarui: 15 Desember 2017   11:09 1503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apakah ini berarti kita pacaran ?" lanjutku.

"Menurutmu...? ".

"Waktu kita habis. Jangan ikuti aku. Nikmatilah aku ketika aku berjalan,"  katanya sambil berdiri.

Aku melihat jamku, 12.58.  Jangkrik cepat sekali.

Prameshwari melangkah meninggalkanku yang masih bergelayut rindu.

Langkahnya berirama. Setiap kaki kanan melangkah disusul kaki kiri di depan. Demikian seterusnya.  Lurus. Kebaya hitamnya. Rambut hitamnya dan kulitnya yang putih membuatnya menjadi eye catching. Songket yang dikenakannya tak menghalanginya berjalan bak peragawati.

Seorang lelaki bertubuh tegap dan putih berdiri di depan restauran. Masuk dan kemudian membayar di kasir.

Sedan Corolla DX berhenti tepat depan restoran. Si lelaki yang membayar di kasir terlihat berlari membukakan pintu untuk Prameshwari. Mobil pun meninggalkan  Restoran Apung Musi  .

Aku melihat sisa kacang merah  di piring yang membentuk hati.  

"Nakal dan pandai," gumamku.

Aku melirik jamku. 13.00.38. Sudah dia atur sedetail-detailnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun