Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perempuan Bersongket di Sungai Musi

15 Desember 2017   10:51 Diperbarui: 15 Desember 2017   11:09 1503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akupun terperangah. Riasan sederhana pada alis, bulu mata, pipi dan bibirnya semakin menonjolkan kecantikan alaminya, membuat jantungku berhenti berdetak.  Mataku nanar. Nafas sempat terhenti. Tangan dan dengkulku lemas. Mulutku terkunci.

Tak percaya Mesh bisa begitu berubah total. Di lokasi pengobatan massal dia terlihat tegas, kokoh dan tomboy lebih tepatnya. Tetapi di haluan ini dia menjadi perempuan ayu yang menggetarkan hati.

"Aku generasi keempat belas di Palembang. Aku adalah keturunan Kapitan dari ibuku."

Pantas sikapnya, berani  dan sedikit priyayi karena ternyata dia keturunan Kapitan, batinku.

"Bapakku asli dari Danau Ranau Komering***). Takdirku sepertinya tidak pernah jauh-jauh dari sungai.," katanya mantap sambil tersenyum.

"Aku berharap nanti PTT****) pun tidak akan jauh-jauh dari sungai."

"Pesanlah. Makanlah apapun. Sudah dibayar semua".

"Yang benar saja.. "

"Kenapa? Tak percaya?" ujarnya.

Akupun memesan  es kacang merah dan  pempek kapal selam.

Lamat-lamat lagu yang diputar restoran sampai di meja kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun