"Apakah ini berarti kita pacaran ?" lanjutku.
"Menurutmu...? ".
"Waktu kita habis. Jangan ikuti aku. Nikmatilah aku ketika aku berjalan," Â katanya sambil berdiri.
Aku melihat jamku, 12.58. Â Jangkrik cepat sekali.
Prameshwari melangkah meninggalkanku yang masih bergelayut rindu.
Langkahnya berirama. Setiap kaki kanan melangkah disusul kaki kiri di depan. Demikian seterusnya. Â Lurus. Kebaya hitamnya. Rambut hitamnya dan kulitnya yang putih membuatnya menjadi eye catching. Songket yang dikenakannya tak menghalanginya berjalan bak peragawati.
Seorang lelaki bertubuh tegap dan putih berdiri di depan restauran. Masuk dan kemudian membayar di kasir.
Sedan Corolla DX berhenti tepat depan restoran. Si lelaki yang membayar di kasir terlihat berlari membukakan pintu untuk Prameshwari. Mobil pun meninggalkan  Restoran Apung Musi  .
Aku melihat sisa kacang merah  di piring yang membentuk hati. Â
"Nakal dan pandai," gumamku.
Aku melirik jamku. 13.00.38. Sudah dia atur sedetail-detailnya.