Mohon tunggu...
OSTI  LAMANEPA
OSTI LAMANEPA Mohon Tunggu... Mahasiswa - DEO GRATIA (RAHMAT ALLAH)

MAHASISWA FILSAFAT DAN TEOLOGI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksegese Teks Injil Markus 1:12-13

17 Mei 2021   22:37 Diperbarui: 18 Mei 2021   15:33 2625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam perjanjian Lama, khususnya cerita tentang eksodus atau keluarnya abngsa Israel dari perbudakan di Mesir, dikatakan secara jelas nama padang gurun yakni padang Gurun Sin. Israel berjalan melalui gurun dan singgah di Elim (Kel 15:27), dari situ mereka berangkat dari Elim melalui gurun Sin dan berkemah di Rafidim.dan berangkat lagi dan singgah di gurun sinai. Dari Sinai mereka menuju ke Kadesy (Barnea). Kadesy terletak di gurun Paran, gurun paran ini menurut kitab bilangan disebut gurun Sin.

Roh dalam perikop Injil ini ditampilkan sebagai penuntun Yesus menuju padang gurun. Kita semua mengenal dan mengetahui bahwa ada juga Roh jahat. Di sini dapat di simpulkan bahwa Roh Allah sendiri yang memimpin Yesus ke padang gurun. Rupanya Roh yang baru saja turun atas diri-Nya pada peristuiwa pembabtisan, selanjutnya mendesak Dia pergi ke gurun. Yesus harus mengalami gurun itu secara lebih mendalam. Roh dalam Mark 1:12 di sini mengacu pada Roh Allah sendiri atau kuasa Allah sendiri yang turun tangan dalam semua peristiwa yang berkaitan dengan karya penyelamatan

Ayat 13a: Pencobaan di padang gurun

(Ayat 13a) Pencobaan di padang gurun

Pada bagian dua tentang pencobaan di padang gurun ini tidak diuraikan secara jelas oleh Markus apa isi cobaan Iblis, apa bentuk-bentuk cobaan Iblis. Teks ini sangat singkat dan tampaknya kurang lengkap bila dibandingkan dengan teks pencobaan di padang gurun dari Matius dan Lukas. Matius dan Lukas sangat jelas menguraikan pencobaan Yesus oleh Iblis. Walaupun demikian teks ini tetap menarik bila ditinjau dari sudut teologis.

Ayat 13b: Penutup

(Ayat 13b) Penutup

Pada ayat 13b ini dikatakan bahwa Yesus tinggal bersama-sama dengan binatang-bintang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia. Juga tidak diuraikan secara jelas jenis-jenis binatang liar dan berapa banyaknya malaikat-malaikat yang melayani Yesus. Malaikat-malaikat ini merupakan pelayan-pelayan Allah.

Refleksi Teologis dari Mark 1:12-13

Dalam refleksi teologis ini saya mencoba menemukan pendalaman iman atau kebenaran iman yang disampaikan atau persoalan iman yang terkandung dalam Injil Mark 1:12-13. Setiap teks mempunyai teologinya sendiri yakni tentang apa yang mau dikatakan tentang Allah (Berthold Anton Pareira dalam Metodologi Riset Studi Filsafat Teologi pada tema tentang Refleksi Teologis, Malang: Dioma, 2018, hlm, 230).

Bobot teologis teks berbeda dari satu teks ke teks yang lain. Akan tetapi suatu teks yang kelihatannya kurang berbobot bias memiliki arti yang lebih dalam apabila orang tahu melihatnya dalam konteks yang lebih luas. Beberapa refleksi teologis yang saya temukan dari Mark 1:12-13 antara lain;

  • Bagi Kehidupan Para Biarawan-Biarawati
  • Perikop Injil Mark 1:12-13 ini sangat cocok untuk direfleksikan oleh kaum biarawan-biarawati. Para biarawan-biarawati harus belajar dari Yesus bagaimana menjadi pribadi yang hening. Menjadi pribadi yang hening adalah sarana yang baik untuk menerima rahmat Allah dalam panggilan kita sebagai pengikut Kristus. Seperti yang pergi kepadang gurun untuk mencari ketenangan, keheningan, kita pun dipanggil untuk mencari keheningan dan ketenangan, untuk berdiam diri sesaat bersama Allah dan menjalin komunikasi dengan-Nya dalam keheningan. Menurut hemat saya, seluruh hidup Yesus diwarnai oleh keheningan. Hal ini dapat kita bagaimana Yesus selalu mengasingkan diri ke tempat yang sunyi untuk berdoa (Mat 14:22, Mat 17:1-13, Mark 1:35, dan Luk 4:42-44), Yesus juga pergi ke tempat sunyi untuk mengajar para murid-Nya (Mat 16:13-20), Kita kaum biarawan-biarawati harus mencari keheningan. Keheningan merupakan hal yang sangat penting, supaya kita bisa berbicara dengan Allah secara pribadi lewat kehidupan doa. Doa menjadi sarana yang baik bagi kita supaya kita tenggelam dalam keheningan seperti kata pemazmur berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu (Mzm 84:5). Menurut hemat saya, keheningan adalah hal yang paling penting dari seluruh karya pewartaan kita.
  • Bagi Kehidupan Keluarga
  • Mark 1:12-13 ini juga bisa direfleksikan untuk kehidupan keluarga. Keluarga-keluarga juga dipanggil untuk mengikuti Yesus dalam hal menahan godaan. Godaan yang dimaksudkan di sini adalah godaan menjadi pribadi yang sombong, tamak, dan rakus. Seringkali sikap sombong, tamak dan rakus ini melekat kuat dalam keluarga-keluarga tertentu sehingga kehadiran orang miskin di sekitar mereka, kurang diperhatikan. Dewasa ini kita sering mendengar banyak keluarga-keluarga muda yang cerai. Ini juga termasuk godaan bagaimana menahan nafsu kedagingan.
  • Bagi Kehidupan Gereja
  • Mark 1:12-13 ini bisa direfleksikan untuk kehidupan Gereja. Gereja juga dipanggil mengikuti cara hidup Kristus dan mewartakan Kristus untuk semua orang. Gereja dipanggil agar terus-menerus wartakan Injil keseluruh dunia. "Pergilah dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus". Kiranya pesan Yesus ini selalu bergema dalam hati kita supaya kita berani mewartakan Kerjaan Allah di dunia ini.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun