2.2. Beautiful Human Mind
Salah satu hal yang menarik tentang keindahan menurut Armada Riyanto adalah beautiful human mind. Dulu akal budi manusia diatribusikan kepada kebenaran. Sekarang orang mulai meyakini kenyataan bahwa akal budi manusia juga memroduksi keindahan.
Pengalaman kehidupan sehari-hari berkata banyak mengenai beautiful mind. Saat manusia dengan kecerdasannya memroduksi kreativitas indah, saat itu akal budi manusia dapat disebut akal budi yang indah. Karena Indah itu mengantar akal budi manusia kepada peziarahan yang tidak akan tuntas hingga berpelukan dengan Sang Keindahan itu sendiri (Armada Riyanto, 2013: 62-63).
Menurut Armada Riyanto, disini kerap keindahan diterapkan pada lukisan atau produk seni. Tak bisa disangkal bahwa diskusi filsafat mengenai keindahan selalu berada juga di wilayah estetika, sebuah cabang filsafat yang meminati seni.
2.2.1. Cinta Merupakan Ekspresi Puncak Keindahan
Armada Riyanto mengatakan bahwa cinta merupakan ekspresi puncak dari keindahan. Sebab cinta merupakan keterlibatan. Tidak ada orang yang berdiri sebagai penonton didepan cinta. Cinta bukan teater atau tontonan. Saat orang dikenalkan dengan cinta, saat itu ia terlibat dalam cinta. Maka sungguh benar, tidak ada yang lebih indah dari cinta. Dan keindahan cinta itu cemerlang. Indah itu memancarkan cahaya menyukakan mata. Saat orang melihat alam yang indah, mata berbinar, kagum.
Cinta itu indah maka ia pasti memesona. Memesona karena cinta menyentak kesadaran manusia untuk keluar dari keakuannya menuju pribadi yang dicintai. Disini aku tidak lagi dimengerti sebagai aku yang isolatif, yang terkurung dalam dirinya sendiri, tetapi aku juga terbuka, aku yang bergerak menuju pribadi yang dicintai (Pius Pandor, 2014: 81)
Keindahan cinta sejati selalu mengarah pada Tuhan. Didalam-Nya kita belajar cinta sejati, didalam-Nya kita menemukan kebahagiaan sejati, atau apa yang kita sebut detasemen bahagia sejati (Armada Riyanto, 2008: 59.)
Jika kita semua percaya bahwa manusia adalah makhluk yang paling luhur martabatnya, itu bukan semata-mata karena manusia makhluk paling rasional atau paling pandai melainkan karena manusia pertama-tama merindukan kesatuan dirinya dengan Sang Penciptanya.
Menarik bahwa Armada Riyanto menghubungkan manusia dengan Tuhan sebagai penciptanya. Benar bahwa manusia selalu terarah pada Tuhan. Manusia selalu mencari kebahagiaan dan ketenangan dalam Tuhan. Manusia selalu merindukan untuk kembali pada Tuhan dalam pelukan-Nya.
2.3. Perspektif Keindahan Menurut St. Agustinus