Mohon tunggu...
OSTI  LAMANEPA
OSTI LAMANEPA Mohon Tunggu... Mahasiswa - DEO GRATIA (RAHMAT ALLAH)

MAHASISWA FILSAFAT DAN TEOLOGI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Produk Keindahan Akal Budi dan Keindahan Allah Tritunggal dalam Ciptaan

17 April 2021   07:52 Diperbarui: 27 April 2021   13:56 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2.2. Beautiful Human Mind

Salah satu hal yang menarik tentang keindahan menurut Armada Riyanto adalah beautiful human mind. Dulu akal budi manusia diatribusikan kepada kebenaran. Sekarang orang mulai meyakini kenyataan bahwa akal budi manusia juga memroduksi keindahan.

Pengalaman kehidupan sehari-hari berkata banyak mengenai beautiful mind. Saat manusia dengan kecerdasannya memroduksi kreativitas indah, saat itu akal budi manusia dapat disebut akal budi yang indah. Karena Indah itu mengantar akal budi manusia kepada peziarahan yang tidak akan tuntas hingga berpelukan dengan Sang Keindahan itu sendiri (Armada Riyanto, 2013: 62-63).

Menurut Armada Riyanto, disini kerap keindahan diterapkan pada lukisan atau produk seni. Tak bisa disangkal bahwa diskusi filsafat mengenai keindahan selalu berada juga di wilayah estetika, sebuah cabang filsafat yang meminati seni.

2.2.1. Cinta Merupakan Ekspresi Puncak Keindahan

Armada Riyanto mengatakan bahwa cinta merupakan ekspresi puncak dari keindahan. Sebab cinta merupakan keterlibatan. Tidak ada orang yang berdiri sebagai penonton didepan cinta. Cinta bukan teater atau tontonan. Saat orang dikenalkan dengan cinta, saat itu ia terlibat dalam cinta. Maka sungguh benar, tidak ada yang lebih indah dari cinta. Dan keindahan cinta itu cemerlang. Indah itu memancarkan cahaya menyukakan mata. Saat orang melihat alam yang indah, mata berbinar, kagum.

Cinta itu indah maka ia pasti memesona. Memesona karena cinta menyentak kesadaran manusia untuk keluar dari keakuannya menuju pribadi yang dicintai. Disini aku tidak lagi dimengerti sebagai aku yang isolatif, yang terkurung dalam dirinya sendiri, tetapi aku juga terbuka, aku yang bergerak menuju pribadi yang dicintai (Pius Pandor, 2014: 81)

Keindahan cinta sejati selalu mengarah pada Tuhan. Didalam-Nya kita belajar cinta sejati, didalam-Nya kita menemukan kebahagiaan sejati, atau apa yang kita sebut detasemen bahagia sejati (Armada Riyanto, 2008: 59.)

Jika kita semua percaya bahwa manusia adalah makhluk yang paling luhur martabatnya, itu bukan semata-mata karena manusia makhluk paling rasional atau paling pandai melainkan karena manusia pertama-tama merindukan kesatuan dirinya dengan Sang Penciptanya.

Menarik bahwa Armada Riyanto menghubungkan manusia dengan Tuhan sebagai penciptanya. Benar bahwa manusia selalu terarah pada Tuhan. Manusia selalu mencari kebahagiaan dan ketenangan dalam Tuhan. Manusia selalu merindukan untuk kembali pada Tuhan dalam pelukan-Nya.

2.3. Perspektif Keindahan Menurut St. Agustinus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun