Mas Angga sangat lelah hari ini karena baru selesai memimpin rapat tentang investasi keuangan Bank BRI. Setelah selesai memimpin rapat, Mas Angga pun pergi melihat semua karyawannya yang bekerja di perusahaan pabrik pakaian. Kinerja kerja dari karyawannya yang jujur, rajin, tekun, dan ulet, membuat Mas Angga merasa puas dan bangga. Mas Angga pun pergi ke apartemennya dan menginap semalam disana.
"Matth mlm Mas Angga" Apa kabar Mas?
"Aku di Hotel Bintang 5. Klw Mas Angga gak keberatan, Mas Angga boleh datang
 mlm nie, dan temani aku tidur".
Pesan singkat (SMS) dari Titin membuat Mas Angga terkejut. Ternyata perempuan simpanan itu menginap tidak jauh dari apartemennya.
      "Iya mlm juga syg". Kabar baik syg. Syg gimana kabarnya?
       "Benaran kamu skrng di Hotel bintang 5? Tanya Mas Angga dengan serius lewat SMS.
      "Iya Mas, Aku di Hotel bintang 5. Mas dtg ya? Aku nungguin Mas disini.
Mas Angga merasa senang karena ternyata Titin benaran berada di hotel bintang 5. Namun malam ini Mas Angga merasa dilema. Disalah satu sisi, Mas Angga tahu bahwa perempuan simpanannya itu sangat mencintainya. Hubungan gelap yang terjalin selama hampir 7 tahun ini, akhirnya membuat hati Mas Angga sepertinya telah luluh oleh keanggunan dan kecantikan Titin. Pesona Titin sepertinya telah menghipnotis Mas Angga agar selalu merindukannya. Tetapi disisi lain, Mas Angga juga sangat mencintai istrinya Elzha.
Momen seperti ini adalah momen dimana seluruh imajinasi dan akal sehat haruslah berpadu agar membentuk suatu harmoni atau keselarasan untuk memutuskan apa yang terbaik. Mas Angga memikirkan kembali kemesraanya dengan perempuan simpanan itu. Ya, Titin telah merebut hatinya dari Elzha. Titinlah yang selalu memberikan motivasi yang terbaik dalam hal berbisnis. Kesuksessan Mas Angga sekarang ini juga adalah berkat pribadi Titin, perempuan simpanan berdarah campuran Indo-Cina itu.
Namun Mas Angga juga sangat mencintai istrinya Elzha. Malam ini Mas Angga harus memutuskan dan memilih yang terbaik. Setiap pilihan itu mengandung unsur pelepasan. Dia harus memilih salah satu diantaranya. Memilih yang satu, berarti melepaskan yang lain. Hal ini sangat berat apabila orang seolah-olah dipaksa untuk melepaskan apa yang menjadi kesenangannya.