Mohon tunggu...
Edwin Pratama
Edwin Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berpuisi, berdoa, dan berupaya.

Keindahan terbesar ialah ketika hujan tiba, payung-payung itu tidak dibiarkan untuk meneduhi kepalanya seorang sendiri. Tapi, mampu meneduhkan pelbagai kepala yang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Contoh Cerpen Terbaik untuk Penugasan Sekolah: Sastra Karunia Semesta

28 Juni 2021   21:15 Diperbarui: 28 Juni 2021   21:14 1546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia adalah seorang anak laki-laki cukup umur yang di besarkan dalam dekapan 

syair indah nan memesona dari Ayah dan Ibunya.

Sastra sangat menyukai ilmu kesusasteraan yang bertajuk; puisi dan prosa sejak dini.

Dalam bersyair; Sastra senantiasa menatap awan sambil mengantongi diksi-diksi liar dalam kepalanya.

Hanya bermodal sebuah pena dan secarik kertas yang selalu menempel erat dalam saku bajunya, 

Sastra terlihat begitu lihai dalam menyusun bait demi bait aksaranya.

Selepas berhasil menyusun naskah-naskahnya itu, Sastra memilih untuk kembali 

ke tempat asalnya, yaitu; rumah yang di huni dengan Ayah dan Ibunya.

Sastra anak tunggal, Ayahnya adalah seorang penyair ulung, dan Ibunya adalah guru 

Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA).

Setelah berjalan sekian meter dari tempat favoritnya untuk mereduksi penat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun