Mohon tunggu...
Edwin Pratama
Edwin Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berpuisi, berdoa, dan berupaya.

Keindahan terbesar ialah ketika hujan tiba, payung-payung itu tidak dibiarkan untuk meneduhi kepalanya seorang sendiri. Tapi, mampu meneduhkan pelbagai kepala yang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Contoh Cerpen Terbaik untuk Penugasan Sekolah: Sastra Karunia Semesta

28 Juni 2021   21:15 Diperbarui: 28 Juni 2021   21:14 1546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa mungkin karana kita yang enggan memberinya tempat?

Ahh sudahlah...
Aku hanya bisa mengucap;

 selamat datang dalam era puisi-puisi yang tidak lagi memiliki jiwa."

Selepas membaca naskah dari Sastra, seketika jiwa Ayah Sastra bergetar, 

dan dengan sontak mengatakan;



"Sas... naskahmu mengandung satire?, ada apa denganmu?"

tanya Ayah, sambil memandang kedua kelopak mata anak muda yang ada di hadapannya.



"Hehe... maaf yah! Bukannya seperti itu. Tapi, begitulah sekiranya yang Sastra rasakan 

mengenai kesusasteraan saat ini.",

"Memangnya, pada jaman Ayah dahulu, bagaimana keadaannya 

mengenai karya sastra, khususnya puisi?"
sambung Sastra, mengajukan pertanyaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun