Yesus meneruskan Monotheis Musa. Bukan meneruskan mono-penyembahan dari Abraham, Ishak, Yakub (Eloheey-Abraham, Eloheey-Ishak, Eloheey-Yakub). Dan, para Nabi pada masa Perjanjian Lama, menjelaskan bahwa Eloheey-Abraham, Eloheey-Ishak, Eloheey-Yakub itu adalah TUHAN atau YHWH/Yahweh.
Lalu, siapa Allah yang dimaksud dalam Dua Kalimata Syahadat? Ia adalah El (Tunggal) atau Elohim (Jamak). Biarlah kalangan Islam yang menjelaskan dengan tepat.
Frasa 'Allah yang Lemah'
"Allah yang Lemah;" siapa Allah yang dimaksud? El (Tunggal) atau Elohim (Jamak).
Studi Perjanjian Lama menunjukkan bahwa tak ada  teks yang secara terang benderang berbunyi "Allah yang Lemah atau Allah Lemah," entah itu El atau pun Elohim.
Yang ada adalah, misalnya, Allah (El) yang Kuat, Gagah Perkasa, Penolong, Melindungi, Menolong, Mahakuasa, dan seterusnya. Dengan itu, keyakinan Yahudi dan Kristen memahami dan mengimani bahwa TUHAN yang mereka sembah adala El tak lemah, kuat, menolong dan tak perlu ditolong oleh siapa pun; Ia atau Dialah menolong siapa pun yang percaya pada-Nya.
Dengan demikian, jika umat Islam mempunyai keyakinan tentang Allah (entah El atau Elohim) yang sudah berkembang di Arab sebelum Islam lahir atau ada, maka itu juga bisa bermakna Allah (El atau pun Elohim) tersebut adalah Sosok Kuat, Tak Lemah, Penolong dan Menolong Umat, dan seterusnya.
Lalu, mengapa kita harus marah ke Ferdinand Hutahaean? (Coba lihat Video Ade Armando di YouTube).
FH hanya menyampaikan pemahaman iman dia tentang Allah (El atau pun Elohim) secara universal yang telah ada berkembang sejak kuno. Ya, tentang Allah yang kuat, mahakuasa, dan maha segalanya.
Tapi, sudahlah; seorang sahabat (yang Kombes) menyatakan ke saya bahwa Polisi 'dibantu' ahli bahasa. Dan saya prihatin, karena bukan dibantu oleh Teolog atau Pakar Perjanjian Lama.
Dengan cara seperti itu, ini yang saya takutkan, besok-besok, bakalan banyak orang Dipenjarakan karena menyampaikan Imannya; sebab apa yang diimani itu adalah salah menurut Ahli Bahasa. Tragis.