Penambahan kata sandang Al, sehingga menjadi Al-Ilah. Kata Allah dipakai sebagai penyebutan nama Pribadi untuk menyebut Yang Maha Esa, Maha Kuasa dan Pencipta Alam semesta.
Penyembahan pada "El Pribadi" atau pun "El Komunitas" itu (Eloheey-Abraham, Eloheey-Ishak, Eloheey-Yakub pada Alkitab bahasa Ibrani) lah, kemudian 'diturun-wariskan' oleh Komunitas Iman Yahudi, Kristen (Protestan, Katolik, Orthodoks, dan lain-lain), dan Islam.
Pada bahasa Indonesia, El (Tunggal) dan Elohim (Jamak) disamaratan dengan kata Allah; Inggris, God; Yunani, Theos; Latin, Deo. Jadi, tak jelas atau tanpa pemisahan makna antara El dan Elohim.
Siapa yang Disembah?
Pesan Musa ke Bangsa Yahudi, "Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu, (Ulangan 6 ayat 4 dan 5)"
Pesan Yesus untuk semua, "Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu, (Matius 22 ayat 37)."
Dua kalimat syahadat,
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah
"Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah."
Yesus mengikuti warisan Iman dari Hukum Taurat, sehingga Ia menyebut (dan ajarkan) tentang TUHAN (YHWH/Yahweh) adalah El kita (bukan Elohim kita).