Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fransisca Fanggidaej, Pahlawan yang Dilupakan

14 November 2013   10:20 Diperbarui: 10 November 2019   16:34 2929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang sempat teringat adalah masa muda Fransisca, ia berbeda pandangan dengan ayah-ibunya yang pejabat tinggi Hindia Belanda. Fransisca ingin agar rakyat Timor (pada waktu itu, belum terbayang Indonesia Merdeka) mengalami kemajuan dalam segala bidang sejajar dengan Belanda, dan kemerdekaan.

Pandangan masa depan, yang beda dengan orang tuanya, serta jiwa revolusioner tersebut, menjadikan ia tetap di Tanah Jawa seletal menyelesaikan MULO; kemudian bertumbuh dan bergabung dengan pegerakan kaum muda (pra-) Indonesia. 

Sejalan dengan itu, wawasan keindonesiaannya mulai berkembang. Fransisca tidak lagi berpikir tentang Timor, melainkan Indonesia, ya Indonesia. 

Ia kemudian bergabung dengan organisasi Pemudan Republik Indonesia di Surabaya, Jatim.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Pada awal kemerdekaan, ketika Fransisca masih berusia pemuda berumur duapuluhan, ia bergabung dengan pergerakan kaum muda di Surabaya, dan denga antusiasme yang menyala-nyala dan semangat pantang mundur menerjunkan diri ke dalam kancah gejolak dan pergolakan revolusi di Surabaya. Karena riak-riak juang untuk harus mempertahankan Proklamasi telah ada, jauh sebelum 10 Nopember 1945. 

Semangat, fasih bicara, dan ketermukaannya, menjadikan Fransisca terpilih sebagai wakil Pemuda RI Surabaya untuk mengikuti Kongres Pemuda Indonesia di Yogyakarta, pada 6-10 November 1945. 

Tanggal 10 Nopember, ketika selesai Kongres, rombongan dari Surabaya tak bisa pulang karena pertempuran antara rakyat dan tentara Sekutu.

[Jika tak salah info] Karena semangat perjuangan yang besar, Fransica berusaha menerobos blokade Sekutu, dan berhasil sampai di markas pemuda perlawanan; teman-temannya yang lain tertahan di Madiun, dan bergabung dengan pergerakaan pemuda disana.

Sudah menanti teman-teman perempuan pejuang 1945; mereka menjadi bagian dari Rakyat Indonesia di Surabaya, yang bertempur melawan pasukan Sekutu."

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Setelah pertempuran Surabaya, Francisca aktif dalam Badan Kongres Pemuda Republik Indonesia, dan kefasihan berbahasa Belanda dan Inggris, menjadikan ia menyuarakan semangata kemerdekaan melalui Radio Gelora Pemuda di Madiun. Di samping melalu Radio Gelora, Fransisca ngajarin anggota bala tentara Belanda dan Inggris tentang kemerdekaan dan kolonialisme.

Setelah masa pertempuran mempertahankan Kemerdekaan agak mereda, Fransisca tetap aktif sebagai tokoh pemuda melalui Badan Kongres Pemuda Republik Indonesia, bahkan seringkali menjadi/meawakili BKPRI pada pertemuan pemuda tinggkat Internasional. 

Pada 1957, ia terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat mewakili wartawan. Sebagai anggota delegasi parlemen, ia berkunjung ke Kuba pada 1960 dan 1953, serta berjumpa Fidel Castro.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun