Mohon tunggu...
OON SARWONO
OON SARWONO Mohon Tunggu... Akuntan - Magister Akuntansi - Universitas Mercu Buana - 55522120019 - Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Akun ini dibuat untuk keperluan mengerjakan Tugas kuliah Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak - Pajak International - Pemeriksaan Pajak (Universitas Mercu Buana, Maksi 2024)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 6 - Pemeriksaan Pajak - Diskursus Rerangka Pemikiran, dan Aplikasi Audit Transfer Pricing - Prof. Apollo

9 Mei 2024   15:08 Diperbarui: 10 Mei 2024   08:41 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rerangka Pemikiran dan Aplikasi Audit Transfer Pricing

Dalam dunia bisnis global yang semakin kompetitif, transfer pricing menjadi isu yang krusial bagi perusahaan multinasional. Transfer pricing mengacu pada penentuan harga atas transaksi barang, jasa, atau aset tak berwujud yang dilakukan antara pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa, seperti anak perusahaan, cabang, atau divisi yang berada di bawah satu grup usaha. Penentuan harga transfer ini menjadi penting karena dapat mempengaruhi besaran pendapatan, biaya, dan laba pada masing-masing entitas yang terlibat serta berdampak pada beban pajak yang harus dibayar.

Dengan memahami konsep dan prinsip-prinsip transfer pricing, perusahaan dapat merancang kebijakan harga transfer yang wajar, transparan, dan sejalan dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Selain itu, audit transfer pricing menjadi penting untuk memastikan kepatuhan perusahaan terhadap aturan dan mencegah praktik penghindaran pajak. Melalui paparan yang komprehensif dalam makalah ini, diharapkan pembaca dapat memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai rerangka pemikiran dan aplikasi audit transfer pricing.

Apa itu Transfer Pricing?

Transfer pricing mengacu pada penetapan harga atas transaksi barang, jasa, atau aset tak berwujud yang dilakukan antara pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa, seperti anak perusahaan, cabang, atau divisi yang berada di bawah satu grup usaha. Penentuan harga transfer ini menjadi penting karena dapat mempengaruhi besaran pendapatan, biaya, dan laba pada masing-masing entitas yang terlibat, serta berdampak pada beban pajak yang harus dibayar.

Dalam praktiknya, transfer pricing sering dimanfaatkan oleh perusahaan multinasional untuk mengalihkan laba ke entitas yang berada di negara dengan tarif pajak lebih rendah, sehingga dapat meminimalkan beban pajak secara keseluruhan. Namun, praktik ini dapat dianggap sebagai penghindaran pajak jika tidak sesuai dengan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha (arm's length principle).

Oleh karena itu, pemerintah di berbagai negara telah mengeluarkan peraturan-peraturan yang mengatur mengenai transfer pricing, termasuk di Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa wajib mematuhi ketentuan tersebut dan memastikan bahwa harga transfer yang ditetapkan adalah wajar dan sejalan dengan peraturan perpajakan yang berlaku.

Mengapa Transfer Pricing Penting?


Transfer pricing menjadi isu penting bagi perusahaan multinasional dan badan pajak di berbagai negara. Berikut adalah beberapa alasan mengapa transfer pricing menjadi hal yang krusial:

  • Optimalisasi Beban Pajak - Perusahaan multinasional sering memanfaatkan celah dalam penentuan harga transfer untuk mengalihkan laba ke entitas yang berada di negara dengan tarif pajak lebih rendah, sehingga dapat meminimalkan beban pajak secara keseluruhan. Praktik ini perlu diawasi agar tidak terjadi penghindaran pajak.
  • Distribusi Laba yang Wajar - Penentuan harga transfer yang tidak wajar dapat mengakibatkan distorsi dalam pembagian laba di antara entitas-entitas dalam grup perusahaan. Hal ini dapat menimbulkan konflik kepentingan dan perselisihan antar pihak terkait.
  • Kepatuhan Regulasi - Berbagai negara telah mengeluarkan peraturan-peraturan yang mengatur transfer pricing, termasuk prinsip kewajaran dan kelaziman usaha (arm's length principle). Perusahaan harus memastikan kepatuhan terhadap ketentuan tersebut untuk menghindari sanksi dan risiko lainnya.
  • Transparansi Keuangan - Praktik transfer pricing yang tidak wajar dapat mengaburkan transparansi keuangan perusahaan dan menyulitkan pemangku kepentingan, seperti investor dan otoritas pajak, dalam memahami kondisi keuangan yang sebenarnya.
  • Reputasi Perusahaan - Praktik transfer pricing yang agresif dan tidak etis dapat berdampak negatif pada reputasi perusahaan di mata publik dan pemangku kepentingan lainnya.

Dengan memahami pentingnya transfer pricing, perusahaan dapat merancang kebijakan harga transfer yang sesuai dengan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha serta menghindari praktik penghindaran pajak yang dapat merugikan perusahaan dan pemangku kepentingan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun