Mohon tunggu...
o n e t  b u r t o n®
o n e t b u r t o n® Mohon Tunggu... Wiraswasta - o l e h

Tukang Ojek. Tinggal di Denpasar Bali

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Rumah di Atas Pipa

6 Juni 2020   19:55 Diperbarui: 9 Juni 2020   18:20 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perkampungan. (Foto: KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG)

Keesokan harinya, seperti biasa mereka berjualan lagi. Tidak ada yang berubah. Orang-orang lalu lalang mengejar harapan.

Di pojok toko besar dekat perlintasan kereta, Ebu Lenath duduk di bangku kecil. Setia menunggu pembeli bensin ecerannya. Sesekali menyeka keringat dengan handuk kusam yang selalu mengalungi leher. Senyumnya sesekali mengembang. Namun kerap terlihat melamun. 

Pandangannya jauh menembus cakrawala. Menjelajah bintang-bintang. Hingga sampai pada gugus bintang tertentu, dia mendapati mendiang istrinya sedang termenung.

Namun tiba-tiba, "Hey.. Bu... Ebu...," ujar seseorang sambil menepuk pundaknya. Ebu tersentak. Tukang tagih bulanan rumahnya tiba-tiba sudah di hadapannya.

"Ada apa ya Gan..?" 

"Aku bawa kabar, bulan depan kau sudah harus pindah. Ada pelebaran jalur kereta. Rumah kau dan yang lain kena. Semua harus pindah." ujarnya sambil berlalu.

"Debbb..." 

Dadanya seperti ada yang menghantam. Dia berusaha terlihat tenang.

"Masih ada waktu...," gumamnya lirih sambil memandangi Lenath yang sedang bermain di pinggir rel. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun