Mohon tunggu...
Buchari Fadli
Buchari Fadli Mohon Tunggu... -

Pembelajar Sejati, Penyuka Musik, Film, Sastra, Filsafat, Budaya, dan Pemeluk agama Islam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja di Ibukota

31 Agustus 2016   14:54 Diperbarui: 31 Agustus 2016   15:10 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore itu langit terlihat mendung, awan hitam mulai mengumpul, bergerak beramai-ramai menuju barat.  Semilir angin diiringi dengan suara-suara gemuruh petir semakin menguatkan pertanda bahwa hujan akan turun. Susi yang sedang menyapu halaman rumahnya pun dengan segera mengumpulkan sampah-sampah serta daun kering dengan sapu lidinya. Sudah satu bulanan ini, menyapu halaman rumah adalah kegiatan terfavorit baginya, selain untuk olahraga, menyapu halaman bagi susi juga merupakan kegiatan untuk mengisi waktu luangnya saat sore hari menjelang maghrib.

Hujan pun mulai turun membasahi  tiap-tiap rupa, menyiram berbagai macam kenangan serta memunculkan berjuta harapan baru bagi tiap orang, termasuk juga susi. Sudah sebulanan ini susi terlihat menganggur dirumah, selepas lulus SMA, susi memang belum mendapatkan perkerjaan, padahal berpuluh-puluh amplop lamaran kerja sudah dikirm ke berbagai macam perusahaan, dari ragam pekerjaan mulai dari menjaga toko, hingga menjadi SPG PT. Ramayana Robinson, namun belum ada satu pun pangiilan kerja baginya. 

Susi mulai gelisah, takut tak mendapatkan pekerjaan dan terus khawatir menjadi beban orang tuanya. Tak mau kekhawatirannya menjadi-jadi akhirnya susi pun merebahkan badannya di ranjang bambu sambil facebookan menikmati teduhnya hujan sore itu. Ada beberapa pemberitahuan di facebook susi, mulai dari komentar komentar teman sekelasnya yang saling bertanya aktivitas masing-masing hingga beberapa tag foto undangan menikah, susi pun semakin berkecil hati, akhirnya ia menutup facebook dan meletakkan handphonenya di meja samping ranjang nya, ia pun kembali hanyut dalam kegelisahan dan kekhawatirannya. Di tengah pikirannya yang berkecamuk terlintas di kepalanya sebuah Tanya, “mengapa aku sulit mendapatkan pekerjaan, sedangkan teman temanku rata-rata sudah bekerja, dan tidak sulit mendapatkannya,? ”.

Ketika sekolah susi termasuk salah satu siswa teladan , ia rajin mengerjakan PR, rajin masuk sekolah bahkan tak pernah mendapatkan raport merah, ia juga selalu menempati rangking tertinggi dari 30 murid jurusan pemasaran SMKN 1 Talang Salang. Satu-satunya rival susi, di kelas adalah wawan, mereka berdua bersaing dalam hal apapun mulai dari pelajaran sekolah yang bersifat teoritis hingga praktis. Jika susi  selalu jago dalam pelajaran ekonomi bisnis, wawan mengunggulinya dalam praktik berjualan manisan yang diwajibkan guru pelajaran ekonomi tersebut. 

SMKN 1 tulung salak bukanlah sekolah yang dekat dari kampung susi, letaknya berada sekitara 250 Km dari rumahnya, buatuh waktu 3 jam lebih kesana.  sekolah ini merupakan sekolah yang idam-idamkannya sejak duduk dibangku SMP, untuk masuk ke sekolah ini susi harus berjuang keras mengerjakan contoh-contoh soal dari buku “contoh-contoh soal Ujian masuk SMK/Sederajat” yang dibelikan bapaknya.  Semenjak diterima di sekolah tersebut susi tinggal di rumah kos milik pak Dahlan, yang terletak tidak jauh dari sekolahnya.  Ayah susi menjual dua buah ekor sapi untuk melengkapi berbagai macam kebutuhan sekolah dan kosnya.

Beberapa bulan setelah kenaikan kelas 2, ia berkenal dengan dengan Madi, seorang pemuda yang umurnya 2 tahun lebih tua darinya. Madi merupakan kawan akrab Rudi, anak lelaki pak Dahlan. Keseharian madi adalah bekerja di sebuah bengkel motor yang letaknya tak jauh dari sekolah susi.  

Beberapa bulan, setelah berkenalan, mereka pun akhirnya jatuh cinta dan berpacaran. Namun ketika naik kelas 3 , susi dan madi sudah jarang bertemu, selain karena kesibukan susi untuk mempersiapkan ujian nasional, madi pun sibuk mencari pekerjaan setelah ia berhenti dari bengkel motor tempatnya bekerja dengan alasan gaji yang tidak sesuai , namun mereka tetap menjalin hubungan dengan ber-smsan atau sesekali mengobrol ketika madi bermain ke rumah rudi.

setelah berkerja serabotan sebagai sales kompor gas, atau sesekali menjadi kenek angkot akhirnya madi memutuskan untuk merantau, ia mendengar cerita bahwa teman lamanya yang bernama ajo , telah sukses dirantau dan pulang membawa mobil sedan baleno.  Akhirnya dengan segera madi memutuskan untuk mengikuti jejak ajo, yakni merantau.

Beberapa bulan setelah merantau madi terlihat sukses, lebaran lalu ia pulang membawa motor vixion keluaran terbaru berwana merah yang sudah di modifikasi “streetfighter”.  Madi terlihat sukses dengan motor barunya. Ia di puji-puji keluarganya, di sanjung-sanjung temannya.

Susi pun sempat mendengar kabar kesuksesan pacarnya itu, disatu sisi hal itu membuatnya senang, disisi lain, ia takut, kalau madi telah sukses, dan akan meninggalkannya untuk mencari pasangan yang lebih baik.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Suara hp berdering, memecahkan kesunyian di kamar susi yang sesak dipenuhi berbagai bayangan-bayangan masa depan yang enggan ia menatapnya.  Diraihnya hp yang tergeletak di meja, ada 2 sms masuk, satu sms dari operator dan yang lainnya sms dari Madi “lagi apa dek, udah makan belum?,”

“lagi tiduran aja mas, belum nanti aku makan kalau sudah laper, gimana mas sudah ada belum pekerjaan yang cocok buatku disana,?”. Tanya susi

 Susi memang telah mengirimkan beberapa amplop yang berisi lamaran kerja pada kekasihnya itu, untuk dimasukkan ke beberapa pekerjaan di Ibukota yang sesuai dengan ijazahnya. Ia menitipkan lamaran tersebut kepada madi sebab madi pernah bercerita jika ia memiliki beberapa teman manajer perusahaan leasing motor di ibukota dengan harapan agar temannya madi tersebut mau membantu susi untuk meperoleh pekerjaan, meskipun bukan di perusahaan leasing tempat temannya tersebut bekerja.

“belum ada dek, kata iqbal susah masukin sekarang, sebab perusahaan belum membuka lowongan pekerjaan, apalagi untuk orang yg belum punya pengalaman, ” papar madi lengkap

“wah, gimana ya mas, aku belum dapet-dapet kerja , sudah sebuulanan nganggur , nggak enak sama bapak, nggak enak juga dilihat tetangga,” keluh susi pada madi.

“yasudah adek kesini aja, cari pengalaman dulu, sebagai sales obat, kayak mamas, nanti kalau sudah ada pengalaman, baru cari pekerjaan yang bagus, lagian pekerjaan sales obat ini juga kan sesuai dengan ijazah adek, penghasilannya pun lumayan besar , cukup untuk kebutuhan disini bahkan bisa dikirim untuk bantu bapak, atau ibumu dirumah dek,” jawab madi

susi pun tak segera menjawab tawaran dari pacarnya itu, sebab menurut beberapa tetaangganya dikampung, dan juga penjelasan guru disekolahnya dulu, merantau , mencari pekerjaan di ibukota sangat sulit, terlebih lagi ada beberapa cerita yang sedih tetangganya yang pernah merantau kesana, apalagi susi merupakan anak perempuan, tentu harus sangat hati-hati untuk merantau ke kampung orang. Ia sangat tidak ingin harapannya untuk mencari pekerjaan di Ibukota menjaadi sia-sia, bahkan manambah beban orang tua sebab mengeluarkan uang untuk ongkos merantau ke ibukota.

Setelah menimbang-nimbang dengan matang susi pun memutuskan untuk berangkat menyusul pacarnya yang  ke ibukota .

“yaudah mas, aku nanti bilang ke ibu dan bapak dulu, untuk minta ongkos  serta izin kesananya,” jawab susi

“nggak usah minta ongkos dek, nanti mamas kirim uangnya ke kamu lewat pos, yang penting kamu izin aja dengan orang tua mu dulu,” papar madi.

“oke mas, nanti aku kabarin lagi,” jawab susi mengakhiri sms.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Seseorang berambut pirang kecoklatan, dengan potongan rambut cepak, mengenakan jaket kulit  dan celana levis ketat yang sudah luntur warnanya, siang itu terlihat sibuk mencari seseorang, dari warung ke warung, kos ke kos, ia terus mencari. Rupanya orang tersebut adalah topo, biasa dipangggil mang topo, ia adalah tangan kanan wak jon, bandar besar togel di kawasan pulo gadung. Mang topo, beberapa hari belakangan diberi tugas oleh wak jon untuk mencari madi yang sedang terbelit hutang sebesar 2 juita rupiah pada bandar togel itu.

madi memang  hobi memasang togel, hobinya dimulai sejak ia berhenti bekerja di bengkel motor dikampungnya. saat madi di rantauan, ia pernah mendapat jackpot togel empat angka lima lembar, saat itu ia mendapatkan uang sebesar  15 juta rupiah, dan uang itulah yang digunakannya untuk membeli motor vixion surat sebelah, yang dibawa nya “mejeng” ketika mudik ke kampung halamannya saat lebaran.  

Tapi setelah beberapa kali rutin memasang togel di lapaknya wak jon, madi tidak pernah lagi mandapat jackpot besar seperti itu, ia hanya sering “tembus” togel dua angka saja, dan itu pun paling banyak 5 lembar. tak ayal, motor vixion surat sebelah nya pun telah dijual untuk menutupi biaya hidupnya di ibukota.

Pekerjaan nya sebagai sales obat sudah kacau, sering kali ia dipanggil aparat kelurahan, sebab obat yang dijualnya dengan system penyuluhan dari RT ke RT tidak memiliki izin yang sah, beberapa kali ia mampu menyelesaikan aparat kelurahan tersebut dengan dalih “iziinya sedang di urus” atau dengan menyogok aparat kelurahan dengan uang  sebesar 150 ribu , namun kini semua cara tersebut tidak ampuh lagi. 

Terkadang saat penyuluhan obat sedang dilangsungkan di rumah-rumah RT, beberapa orang polisi pamong praja datang seraya membubarkan penyuluhan obatnya. Sebab itulah madi berhenti menjadi sales obat dan kembali mencoba peruntungan dengan bermain togel seperti dulu.

Bukannya ,mandapat untung madi malah semakin buntung, ia kini hidup nomaden, kadang-kadang tidur di lapangan monas, sesekali di masjid istiqlal, bahkan  menyamar sebagai keluarga pasien di rumah sakit pun sering dilakukannya , semuanya dilakukan hanya untuk menghindari mang topo, yang sedang mencarinya.

Setelah mencari madi ke berbagai tempat, akhirnya mang topo mendengar kabar dari anak-anak punk yang dikenalnya kalau madi sering menginap di beberapa tempat saat malam hari, dan nongkrong di warnet pertigaan, saat siang hari.

“coba aja cari di warnet pertigaan mang, tadi gw liat dia lagi mesen cilok di warung depannya,” ujar salah satu anak punk .

Tanpa basa basi lagi, mang topo yang sudah mulai capek dan laper, bergegas menuju warnet yang dimaksud anak punk tersebut. Dengan emosi yang memuncak, mang topo mulai mempercepat langkahnya, ia tidak menghiraukan lagi orang-orang yang menegurnya sepanjang jalan. Bak malaikat pencabut nyawa mang topo mulai menghampiri warnet.

“nah ini dia rumus baru,” gumam madi dalam hati.

Madi memang orang yang pantang menyerah, meski berkali kali kalah togel madi terus mempelajarinya, setiap hari madi selau ke warnet untuk membuka google dan mempelajari rumus “cak togel” yang jitu, ia juga rajin berdiskusi dengan teman-teman group “master togel” di facebook. Terkadang ia sampai menghabiskan 2 lembar kertas HVS untuk mengecak angka togel meskipun, tidak memasang hasil “cak kan” nya itu. Hp madi ketika itu bordering, ada sms baru dari susi.

“mas, aku udah diizinin bapak sama ibu merantau, mas nggak usah kirim uangnya, aku udah di kasih ongkos, nanti malem aku berangkat naik bus damri kesana,” pesan susi singkat.

Setelah membaca sms tersebut, madi merasa semakin bersemangat, kebekuan di otakknya  langsung mencair, ubun ubunnya serasa di belai malaikat, ia senang bukan kepalang.

“oke besok kalau sudah sampai, sms ya dek, mamas susul,” jawab madi bersemanagat.    

Lalu ia kembali memasukkan hp di tas kecillya, dan kembali menghadap ke monitor komputer….. 

Bersambung…..

  

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun