Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tegar Bukan Manekin Anak

3 Desember 2020   21:01 Diperbarui: 3 Desember 2020   21:17 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
wallpaperbetter.com

"Maaf mbak Susi, kemarin saya mengintip di kamar kost Mbak Susi, kukira ada anak kecil yang bermain-main, tapi kelihatannya hanya sebuah manekin anak. Jadi kami bingung, anak kecil yang mana lagi ya?" urai Mak Surti.

Aku semakin limbung. Kucoba mengangkat tubuhku. Meski gontai kulangkahkan terus kaki ini. Sampai di kost aku terisak tak karuan.

"Mengapa ibu menangis? mana teman-teman Tegar?" celoteh Tegar.

Kudekap tubuh kecil itu. Pundaknya perlahan basah oleh air mataku. Mataku berkedip-kedip tak kuasa menahan derasnya tangis. Kubelai rambutnya penuh kasih sayang disaksikan kue tart yang belum menyala lilinnya.

SINGOSARI, 3 Desember 2020
Selamat Hari Difabel, hargai mereka, bahagiakan mereka. Sebab mereka bagian dari Karya Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun