Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tegar Bukan Manekin Anak

3 Desember 2020   21:01 Diperbarui: 3 Desember 2020   21:17 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hore.....ulang tahun, dirayakan ya bu" pintanya. Tanpa ragu aku mengiyakan. Mungkin tahun kemarin mengundang teman-teman kerja. Bagaimana kalau tahun ini mengundang tetangga kost saja? aku sedang memikirkan rencana perayaan ulang tahun Tegar.

Tapi, apakah mungkin? Tegar tak punya teman di lingkungan kost ini. Anak seusianya sudah sekolah. Satu-satunya teman Tegar adalah aku, ibunya.

"Ah, siapa tahu dengan perayaan ini Tegar punya teman disini" gumamku bersemangat.

Kost kami hanya seukuran kamar 3 meter x 4 meter. Ruang tamu kami sekaligus menjadi tempat tidur dan dapur. Sebuah kamar mandi tersedia di sudut. Di ruangan itulah aku dan Tegar hidup sebagai keluarga. Keluarga yang jarang memiliki tamu. Keluarga yang hanya memiliki satu meja dan satu kursi. Sementara satu kursi lainnya adalah kursi roda yang sepanjang hari ada Tegar diatasnya.

Sebagai rasa syukurku, aku selalu menghibur diri bahwa bagaimanapun juga Tuhan Maha Kasih. Untuk itu perayaan ulang tahun Tegar kali ini akan kumeriahkan dengan kue tart dari toko ujung gang. Bonus dari manajer telah kubelikan kue tart istimewa. Diatasnya berdiri lilin angka 7. Balutan di tepi tart dari coklat pasti disukai Tegar dan teman-temannya.

Semalam telah kubuat undangan sederhana. Pagi ini kugandakan dan siap disebar ke tetangga kost. Sebelum berangkat kerja Tegar pesan kaos untuk ulang tahun. "Warna hijau ya bu" pintanya. Aku tersenyum sambil memberinya dua jempol.

-----*****-----

Hari ini manajer telah mengijinkanku cuti sehari. Khusus untuk merayakan ulang tahun Tegar. Waktu yang kumanfaatkan sebaik mungkin. Kupersiapkan segala perhelatan Tegar. Kue tart, karpet pinjaman pemilik kost, dan hiasan-hiasan yang menggantung di atap serta balon berwana-warni. "Dijamin meriah" batinku bersorak.

Jam sembilan pagi, harusnya anak-anak sekitar kost datang. Aku membayangkan Tegar menerima kado. Bayangan wajar seperti ulang tahun pada umumnya.

"Kok tidak ada yang datang?" gumamku sedih. Kulihat Tegar masih setia menunggu teman-temannya datang. Kaos hijau pemberian manajer masih membalut tubuhnya.

"Kamu diam dulu ya Tegar, ibu akan memanggil teman-temanmu, tunggu disini ya" aku harus keluar sekarang. Ini aneh menurutku. Biasanya anak-anak seusia Tegar selalu senang jika ada perayaan ulang tahun. Tapi ini mengapa tak sebatang hidungpun datang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun