Seorang laki-laki berjaket sport dengan headset di telinganya terus diamati oleh Parman. Selama perjalanan laki-laki itu hanya asyik mendengarkan musik melalui headset tanpa mempedulikan sekelilingnya.
Parman berbisik pada adiknya, "Yun, hati-hati orang itu kelihatannya intel, aku tahu betul lagaknya, dia lagi menyamar."
"Hahahaha......., sok tahu, dia itu anak gang sebelah, tiap hari jualan HP, jadi ya seperti itu kebiasaannya" jelas Yuni kepada kakaknya yang mendadak menjadi asing dengan perubahan zaman.
"Jualan hape? tape maksudmu?"
"Hape Kang Parman, jualan Ha...Pe, yang dipakai di telinga itu namanya headset. Itu buat mendengarkan musik pakai Ha...Pe...bukan tape"
"Itu alatnya intel Yun, bukan untuk dengar musik"
"Ini tahun 2012 Kang, bukan tahun 1986."
Parman tetap tak percaya, ia meyakini meski bebas tapi terus diintai oleh intel. Ia pun membuang muka, nampak pemandangan selama perjalanan beberapa orang menggunakan headset. "Mungkin kota ini semakin tidak aman, dimana-mana intel berkeliaran menyamar" gumamnya dalam hati.
SINGOSARI, 17 November 2020
Waktu memiliki tanda, tanda memiliki kenangan, kenangan memiliki cerita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H