Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Harapan Baru Indonesia Melalui Badan Bank Tanah

25 Januari 2025   09:33 Diperbarui: 27 Januari 2025   13:42 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lahan yang digunakan untuk membangun pemukiman warga yang diberikan oleh Badan Bank Tanah. Sumber www.indonesiarealestatelaw.com

Yang membahagiakan kemudian, seiring perkembangan, di Kabupaten Banyuasin, per-2017 lalu mulai dioperasikan Pelabuhan Tanjung Api-api yang tidak hanya berfungsi sebagai pelantara alat transportasi tapi juga distribusi komoditi.

Bayangkanlah jika konektivitas dan dibukanya keterisolasian ini kemudan berefek pada kemudahan, dan memurahkan biaya transportasi dan logistik. Jelas secara langsung dapat mempercepat pembangunan ekonomi. Warga Sungsang kini bisa memasarkan hasil laut mereka dengan lebih mudah tak hanya ke Palembang namun juga kabupaten lain di Sumatera Selatan.

Jika bawa kendaraan, dari Pelabuhan Tanjung Api-api pun hanya butuh waktu 3 jam untuk menyeberang ke Muntok. Jauh kan perbedaannya ketimbang yang dulu butuh 12 jam.

Pertanyaannya kemudian, kenapa baru sekarang?

Tentu karena biaya pembangunannya cukup besar, dari mulai pembebasan lahan, perizinan hingga biaya pembuatan pelabuhan itu sendiri. Tapi, memang harus dipush sebab manfaat pelabuhan ini sangat besar demi kemajuan di Sumatra Selatan.

Apalagi jika nanti pelabuhan ini dapat terintegrasi dengan jalur kereta api batu bara dari Tanjung Enim langsung ke Tanjung Api-api sebagaimana rencananya, maka distribusi komoditi tambang pun akan semakin efektif.

PERKEMBANGAN BANYUASIN

Sebagai orang yang lahir dan besar di Palembang sebetulnya saya sempat heran kenapa Kabupaten Banyuasin ini seolah-olah terbelah dua oleh kota Palembang dan Sungai Musi. Sebagai orang yang tinggal di sisi Seberang Ulu, tak jauh dari rumah saya pun itu sudah perbatasan dengan Banyuasin. Sedangkan, di sisi Ilir ujung pun sudah masuk ke Kabupaten Banyuasin.

Terlihat kan besarnya luas Kab.Banyuasin ini. Palembang
Terlihat kan besarnya luas Kab.Banyuasin ini. Palembang "nyempil" di antaranya. Sumber tangkap layar google maps.

Untuk memahami hal itu, lebih mudah dengan melihat peta secara langsung. Palembang yang "hanya" seluas 400,61 km2 itu berada "nyempil" di antara Kabupaten Banyuasin yang total luasnya 11.832,99 km2. Sebab itu pula, Banyuasin itu dipisahkan dan dikenal dengan sebutan Banyuasin I (yang berada di sisi Ulu) dan Banyuasin II (berada di sisi Ilir).

Perjalanan saya ke Desa Sungsang sebelum bergerak ke TN Sembilang dulu berlangsung cepat. Nah, dari sisi pergerakan wisata pun sekarang lebih efektif. Ya, bisa sih dari Palembang langsung naik speedboat ke Desa Sei Sembilang yang menjadi pintu masuk taman nasional. Tapi biayanya sangat mahal dan lebih lama. Makanya, saya dan rombongan memilih naik bus dulu ke Desa Sungsang, baru kemudian menyambung menggunakan speedboat.

Suasasana Desa Sei Sembilang. Sebagian bangunan ini berupa pertokoan. Dokpri.
Suasasana Desa Sei Sembilang. Sebagian bangunan ini berupa pertokoan. Dokpri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun