Ironisnya, sang ayah Tae-Yoon (Lee Sung-Min) yang seorang masinis kereta malah menganggap usaha anaknya dan penduduk desa sambil lalu.
Ya, hubungan Joon dan ayahnya memang tidak terlalu baik. Selama ini mereka hidup terpisah. Saat ayahnya pindah ke desa yang lebih ramai, Joon tetap bertahan tinggal berdua dengan kakak perempuannya Bo-Kyeong (Lee Soo-Kyung) yang sangat sayang kepadanya, begitu memperhatikan dan mengurusinya terlebih ibu mereka sudah lama meninggal. Jadi, sepertinya, Joon baru bersedia pergi dari desa itu saat impiannya membangun stasiun terwujud.
Ironisnya, Joon mulai ditabrakkan dengan impian-impiannya yang lain. Misalnya saja dapat bersekolah di Seoul demi mendekatkan impiannya untuk menjadi astronot. Dan, saat harapannya itu terasa semakin dekat, ia gamang, apakah siap meninggalkan desanya tanpa hadirnya stasiun yang menjadi keinginannya sejak lama?
Lantas, kenapa Joon Kyeong begitu berambisi akan itu? Rupanya, ada cerita penting yang sedikit demi sedikit terbuka menjelang akhir film ini.
* Â * Â *
Bersetting di tahun 1988, Mircale: Letters to The President (2021) ini merupakan film yang terinspirasi/dikembangkan dari kisah nyata pembangunan stasiun kereta pertama di Korea Selatan.
Jujur saja, awalnya saya kira film ini sekadar film inspiratif belaka from zero to hero tentang perjuangan seseorang dalam mencapai tujuan. Nggak salah sih, faktanya memang film ini disajikan seperti itu. Namun, ada banyak plot twist yang mengharukan tersaji sejak di bagian tengah hingga akhir film.
Adegan kocaknya pun hadir silih berganti. Dalam satu scene saya bisa tertawa terbahak-bahan, namun di adegan lain, bulir-bulir air mata mulai berjatuhan hahaha. Ya, film sejenis ini memang yang paling saya suka.