Mohon tunggu...
om_nanks
om_nanks Mohon Tunggu... Lainnya - nikmati yang tersaji jangan pelit berbagi

☆mantan banker yang jualan kavling☆ ☆merangkum realita bisnis dalam sebuah tulisan☆ ☆penyelesaian kredit bermasalah advisor☆

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

PHK, Jadikan Awal Kebangkitan

20 Februari 2023   09:40 Diperbarui: 20 Februari 2023   18:00 1631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi PHK karyawan.| Freepik/gntfreepik via Kompas.com

Belakangan ini ramai pemberitaan tentang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). 

Baik dari perusahaan yang telah lama berdiri maupun perusahaan-perusahaan yang kemarin pada saat pandemi global covid-19 mengalami booming pertumbuhan, startup.

Risiko terbesar menjadi pekerja ketika perusahaan yang menaunginya sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja.

Dengan alasan besarnya beban biaya yang ditanggung, efisiensi perusahaan atau tergantikannya pekerjaan yang awalnya dikerjakan oleh manusia atau manual menjadi digital atau oleh sistem teknologi.

Apapun alasannya PHK selalu menyisakan permasalahan yang amat rumit, terutama bagi para pekerja yang belum siap untuk menerima kenyataan bahwa mereka harus keluar dari tempat mereka bekerja, tempat mereka menggantungkan nafkahnya selama ini.

Reaksinya pun berbeda-beda, dari generasi pekerja yang telah lama mengabdi dengan generasi pekerja yang masih seumur bawang, generasi pekerja yang telah berkeluarga dengan generasi yang masih single, pekerja jajaran manajerial dengan pekerja pelaksana.

Kita flashback sejenak. Itulah pentingnya bagaimana seorang pekerja harus smart dalam mengelola pendapatan yang berasal dari take home pay atau gaji pekerja.

Silahkan baca kembali beberapa artikel yang pernah penulis tayangkan di Kompasiana tentang bagaimana mengelola pendapatan, gaya hidup frugal living, passive income dan sejenisnya.

Sebagai antisipasi pada saat terjadi badai yang merugikan para pekerja atau pada saat terjadi PHK. Kalaupun lolos dari PHK, batasan usia membatasi pekerja untuk terus bekerja atau disebut PHK karena pensiun.

Dengan begitu, setidaknya para pekerja telah siap dalam kondisi apapun.

Masa Berkabung,

Kesedihan tetap harus disyukuri karena semua telah di tentukan Sang Pencipta. Masa berkabung karena di PHK tetap harus dilalui dengan dinikmati senikmat-nikmatnya, tentu dengan cara yang berbeda manakala menikmati sebuah anugerah keindahan.

Dekatkan diri dengan bersimpuh kepada Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Keluh kesahkan kepadaNya agar hati tentram dan segera pulih untuk meneruskan perjalanan kehidupan.

Susun langkah baru, dunia baru, meski diawali dengan berjuang lebih keras lagi.

Sekadar bicara dan menasihati memang enak, apalagi nasehat melalui tulisan berbentuk artikel. Makanya penulis lakukan yang enak-enak, hehehehe.

Eits...bukan seperti itu maksudnya, penulis sendiri pernah mampir pada etape ini, etape keluar dari perusahaan BUMN terbesar dan tersebar pada saat di puncak karier. Sama-sama sempat mampir di fase unemployment. Bukan karena penulis di PHK melainkan karena resign (self PHK). 

Urus dan Ambil Hak Pekerja,

Tak usah berlama-lama dalam menikmati masa berkabung PHK. Setelah terkena PHK, secepatnya bangkit dan lakukan hal-hal yang bermanfaat untuk modal awal membuka lembaran dunia baru. Melamar pekerjaan ke perusahaan-perusahaan atau berwirausaha. Detail uraian bisa menjadi next article tapi tidak janji ya.

Ada beberapa hak pekerja yang pencairannya langsung dari perusahaan tempat bekerja diantaranya dana penghargaan/tali asih.

Sedangkan dana pensiun dan tunjangan hari tua biasanya melalui lembaga keuangan pengelola dana pensiun (DPLK/Dana Pensiun Lembaga Keuangan) yang dalam hal ini bank atau asuransi. Serta pencairan dana yang ada di BPJS Ketenagakerjaan.

Segera urus segala persyaratan dan ketentuan administrasi untuk pencairan masing-masing hak Anda pada kesempatan pertama, jangan ditunda-tunda.

Setelah sekian waktu menunggu, dan hak-hak Anda telah cair dan masuk rekening bank, kelola dengan hati-hati dan bijak, karena sejumlah dana tersebut akan berguna sebagai dana cadangan biaya hidup sampai kembali mendapatkan pekerjaan atau menjadi wirausaha yang setidaknya telah mampu menghidupi.

Kelola Tabungan & Investasi,

Perubahan gaya hidup dari hedon atau kehidupan normal sekalipun harus Anda jalani menjadi frugal living (hidup sederhana secukupnya), segera lakukan tanpa syarat dan harus. Termasuk kepada anggota keluarga yang lain, pasangan (suami/istri) dan anak-anak.

Jual keberadaan aset yang malah menjadi beban contohnya mobil yang hanya berfungsi untuk have fun, selain harus rutin membayar pajak tahunan, biaya operasional mobil dan biaya perawatan cukup menguras kantong. Ganti dengan kendaraan roda dua.

Atau kalau masih terpaksa harus memakai mobil karena untuk operasional yang tidak dapat ditinggalkan, ganti jenis mobil premium Anda menjadi mobil LCGC (low cost green car) untuk menekan biaya.

Hilangkan kebiasaan makan di luar baik makan sendiri ketika sedang di perjalanan atau makan di luar bersama keluarga. Mulai biasakan dengan menu masakan rumah dan membawa bekal jika sedang keluar rumah termasuk bekal anak-anak sekolah, stop ikut catering sekolah.

Dan masih banyak kiat dalam rangka mengelola tabungan dan investasi Anda supaya tidak cepat habis sambil menunggu keadaan kembali menjadi normal setelah Anda dan keluarga mendapatkan sumber penghasilan baru, dengan bekerja ikut orang ataupun dengan berwirausaha.

Hal terberat pertama yang harus dilakukan mengubah dari kehidupan normal atau yang serba berkecukupan menjadi hidup sederhana/frugal living.

Apabila etape ini terlewati maka relatif mudah bagi Anda dalam mengelola tabungan dan rencana investasi.

Tentukan Arah Kemudi,

Menentukan arah kemudi akan sangat bergantung dengan masing-masing kondisi yang sedang Anda hadapi saat ini.

Melamar pekerjaan kembali harus mempertimbangkan kemampuan dan usia serta skill yang dimiliki.

Ada beberapa pekerjaan yang membutuhkan kemampuan fisik dan usia yang masih relatif muda serta skill tertentu, misalnya marketer perusahaan yang dituntut harus good looking. 

Sementara ada juga jenis pekerjaan yang meskipun telah berusia (50 tahun ke atas) namun fisik masih sehat meski tak sesempurna kaum muda tetapi memiliki skill. Misal dengan menjadi dosen di sebuah perguruan tinggi swasta. 

Penulis sudah aktif menjadi dosen kontrak sejak bekerja di kantor lama hingga setelah resign, selain tentunya tetap menjalani profesi sebagai pelaku usaha. Double Job.

Atau mengarahkan kemudi dengan menjadi pewirausaha. Profesi ini tidak mudah memang, apalagi sebelumnya tidak pernah menjalaninya. Kemungkinan loss dan bangkitnya fifty fifty.

Apabila profesi berdagang menjadi pilihan Anda, sebaiknya lakukan secara cermat, mulai dari hal yang terkecil risikonya dan yang ada disekitarnya Anda. 

Menjadi broker properti, makelar mobil, reseller sebuah produk atau berdagang kecil-kecilan dengan modal dari dana hak pesangon yang Anda terima. 

Eits...jumlah modal yang Anda sisihkan harus super duper di manage. Awal resign, penulis batasi maksimal 10% dari total pesangon bukan total tabungan ya, dana yang dipakai untuk meneruskan side job menjadi main job. Alhamdulillah nya saat masih aktif bekerja side job penulis juga sudah berjalan.

Dari usaha dagang yang Anda pilih, disanalah pelajaran dimulai dan Anda beserta keluarga harus siap dalam kondisi apapun.

Karena usaha itu tak melulu untung terus dan tak melulu rugi terus, bisa jadi untung terus dan rugi berkepanjangan. Kalau pegawai hitungannya per bulan sedang pengusaha dihitung dalam periode satu tahunan. Mental pedagang/pengusaha benar-benar diuji karena dinamikanya.

Mulai Hidup Normal,

Yakinlah bahwa badai pasti berlalu, iringi selalu dengan berdoa selain tentunya berusaha agar badai tidak berlalu lalang dan segera pergi.

Setelah sekian purnama dan kondisi kembali normal, Anda sekeluarga telah terbiasa menjalai kehidupan frugal living setelah terkena PHK.

Itulah pentingnya mengelola pendapatan di saat berjaya, dengan mengarahkan menuju ke passive income dan gaya hidup sederhana secukupnya.

Setelah terkena PHK, ada side job yang menanti menjadi main job. PHK, jadikan awal kebangkitan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun