Dengan penghasilan yang lumayan besar dan diatas rata-rata pegawai kantor lainnya, idealnya mereka adalah orang-orang berpunya dan berkecukupan.
Sayangnya, semakin tinggi penghasilan semakin besar pula ongkos hidup karena gaya hidup. Banyak yang sukses mengelola keuangan, dan tak sedikit pula yang kurang beruntung dalam mengatur finansialnya, bahkan hingga besar pasak daripada tiang.
Tidak semua teman-teman bankir berpola hidup konsumtif, yes memang benar. Namun tidak sedikit yang untuk memenuhi gaya hidup harus rela menambah penghasilan dengan cara yang kurang tepat.
Sebagian menambah hutang diluar fasilitas hutang kantor yang telah dinikmati karena hutang dari kantor dibatasi demi menjaga stabilitas keuangan pekerja.Â
Beberapa ada yang nekat dengan berhutang ke sumber/bank lain bahkan apply credit card dari beberapa bank penerbit untuk kebutuhan konsumtif.
Sebetulnya mereka paham dan mengerti arti sebuah masa depan pada saat mereka telah purna.
Namun pola pikir sebagian diantara mereka menganut pola pikir yang bisa dibilang "entar dulu mumpung masih muda, hepi-hepi saja dulu".
Melihat fenomena demikian, penulis mencoba menawarkan kolaborasi diantara teman-teman pekerja bank yang notabene adalah orang-orang yang memiliki komitmen yang tinggi untuk melakukan kerjasama di bidang usaha. Â
Sang Mitra Syirkah Bukan Orang Lain,
Syirkah kerjasama bisnis dengan para pelaku usaha yang notabene adalah mantan rekan seprofesi yang karena sebab tertentu mereka harus meninggalkan pekerjaan sebagai bankir. Bisa karena sudah terlalu lama disana hingga puluhan tahun hingga merasa bosan. Lebih memilih resign.
Para resigner ini merupakan orang-orang yang mempunyai komitmen kuat, berusaha untuk selalu amanah di setiap aktifitasnya termasuk aktifitas dalam bermuamalah.
Pastinya para resigner ini bukan orang asing bagi para bankir karena dulunya mereka ini teman satu kantor sepermainan sehingga betul-betul memahami karakter dan kapasitasnya.