Selanjutnya dari hasil diskusi akan muncul gambar detail dari arsitek, yang mencakup gambar tiga dimensi yang meliputi instalasi listrik, instalasi air, saluran pembuangan dan lain-lain.
Desain gambar rumah akan sangat membantu tukang/mandor/pemborong/kontraktor dalam proses pekerjaan konstruksi bangunan rumah, dengan gambar denah, view dan lain-lain tampak dari segala penjuru sehingga memudahkan tukang/mandor/pemborong/ kontraktor dalam memahami keinginan pemilik rumah. Serta untuk memudahkan dalam bernegosiasi harga borongan dan upah kerja per meter persegi biaya konstruksi pembangunan rumah.
Desain gambar rumah mencakup 3 bagian yaitu konstruksi rumah itu sendiri yang terdiri dari kontstruksi beton, baja, kayu, galvalum kemudian setelah bangunan berdiri tahapan berikutnya finishing supaya menjadi lebih rapi dan indah dipandang serta memenuhi estetika yang meliputi dinding tembok, atap berupa genteng dan lantai serta tahapan yang tidak kalah penting berupa pemasangan instalasi listrik, air dan saluran pembuangan.
Jangan sampai membangun rumah yang nilainya ratusan juta bahkan miliaran rupiah hanya bermodalkan desain gambar rumah hasil browsing di internet, salah-salah hasil akhir bangunan rumah tidak nyaman, tidak sehat, tidak berestetika, tidak layak huni hanya karena berusaha menekan biaya jasa arsitek yang tidak seberapa jika dibandingkan dengan total biaya pembangunan rumah itu sendiri.
Ingat, desain gambar rumah hal yang utama sebelum proses negosiasi biaya dan pelaksanaan pekerjaan konstruksi pembangunan rumah.
Memilih Kontraktor/Pemborong
Setelah memutuskan untuk memilih satu dari beberapa pilihan desain gambar rumah yang memadai, detail dan sesuai dengan keinginan pemilik rumah, langkah selanjutnya yang juga tidak kalah penting yaitu memilih pemborong/kontraktor ataupun tukang seandainya pekerjaan pembangunan rumah akan diawasi sendiri dengan bantuan mandor yang memiliki kapabilitas teknik konstruksi, strategi pembangunan dan manajemen pengaturan kerja para tukang.
Lakukan pemilihan mandor secara perlahan dan hati-hati, yang berkapabilitas secara teknis dan mandor yang amanah meskipun mungkin prosesnya butuh effort yang besar, lebih baik terkesan lama karena teliti di awal proses daripada cepat tetapi hasilnya akan mengecewakan.
Enaknya jika menemukan mandor yang sesuai selera akan berdampak terhadap proses negosiasi sistem dan besaran upah kerja akan lebih fair dan smooth.
Mau dengan sistem upah harian atau borongan, kedua pilihan tersebut sebaiknya didiskusikan secara matang antara pemilik rumah dengan mandor/pemborong/kontraktor.
Kedua sistem upah tersebut yaitu upah harian dan upah borongan dipengaruhi oleh tingkat kerumitan proses membangun dan standar upah regional masing-masing daerah.