Mohon tunggu...
Olivia Gabriela Gultom
Olivia Gabriela Gultom Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Bersekolah di SMA Negeri 1 Padalarang.

A mediocre.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ibu dan Labu Kukus

30 September 2022   17:22 Diperbarui: 30 September 2022   17:26 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Waluh kukusnya, Buk..."

"Kenapa waluh kukusnya, Nduk?"

"Ng-ngak habis... Lalu tadi Gendis jatuh di dekat parit, dan waluhnya jatuh ke mana-mana," jawabku dengan tangisan kecil.

"Tapi tadi di langgar ada yang makan waluh kukusnya?"

"Ada. Mas Adi, Mbak Kinan, Mbak Dini, dengan Risa, Buk... Seingatku..."

Ibu menghela napas pelan. "Oh, syukurlah ada yang makan... Ibu kira sama sekali nggak ada yang makan... Udah, Nduk, jangan nangis lagi, malu, tuh, dilihatin adik-adikmu."

dokpri
dokpri

Nugi dan Gala ternyata sedang berdiri di dekat pintu sambil melihatku dan Ibu dengan raut kebingungan. Setelah itu, mereka berdua berlari menghampiriku dengan tangisan mereka yang ikut pecah.

"Mbak Gendis kenapaaa...? Kok nangis? Ada yang jahatin Mbak di langgar, ya?"

Aku paksakan tersenyum dengan mata yang masih sembab, "Nggak apa-apa, Nugi... Tadi Mbak cuman jatuh..."

Gala, si bungsu keluarga kami, yang sedang melihat ember kosong bekas waluh itu tersenyum riang, "Waah! Waluh kukusnya habis semua, ya, Mbak? Hebat!!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun