Mohon tunggu...
Olivia Armasi
Olivia Armasi Mohon Tunggu... Mengurus Rumah Tangga -

Peduli politik itu peduli terhadap sesama..... Nulis itu sulit, merangkai kata itu susah.... Mantan pelajar yang sedang belajar membaca, belajar komentar & belajar menulis..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pembangkangan Jokowi sebagai Petugas Partai Berakibat Pembusukan Kabinet Kerja, Siapa Lagi Profesional Korban Berikutnya?

14 Maret 2016   06:22 Diperbarui: 29 Maret 2016   00:49 2202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Posisi RJ Lino bergeming. Bahkan Buwas yang dicopot. Maka digunakanlah senjata pamungkas lembaga KPK yang tidak mempunyai kewenangan SP3 dan tidak bisa diintervensi presiden. Sangat disayangkan oknum KPK tidak steril dari politik. Menetapkan RJ Lino sebagai tersangka, dua hari menjelang pergantian pimpinan KPK tanpa dilampiri bukti perhitungan kerugian negara. Hal itu menjadi catatan kecerobohan pertama KPK sepanjang sejarah. 

Bagaimanapun lembaga KPK dipertaruhkan dan harus menang. Pimpinan KPK yang baru dengan berbagai macam cara dituntut harus berhasil membuktikannya. RJ Lino peraih berbagai penghargaan sebagai CEO terbaik. Bahkan mendapatkan penghargaan dari KPK. Pelindo II sebagai lembaga paling berintegritas di Indonesia. Kejadian aneh tapi nyata, Rj Lino tumbang oleh KPK. Pemberi penghargaan berintegritas, menetapkan penerima penghargaan sebagai tersangka korupsi. Richard Joost Lino adalah profesional non partai yang menjadi korban kedua. Apakah Rini Soemarno menyusul Indroyono & RL?

Isu Freeport, Blok Masela Untuk Menghajar Sudirman Said

Freeport dan pembubaran Petral menjadi isu yang sangat seksi untuk menghajar SS. Keberanian SS membuka dan melaporkan dugaan rencana permufakatan jahat ketua DPRRI, tidak mendapatkan apresiasi malah dituduh sebagai antek geng JK.

Logika yang rasional. Seandainya SS dan Wapres berniat jahat untuk kepentingan dirinya sendiri. Bukankah lebih baik rekaman itu disimpan sebagai alat bergaining untuk ikut dalam permufakatan jahanam. Atau sebagai alat untuk memaksa pesaing mundur dari bisnis freeport. Atau minta imbalan sesuatu? Mikir!

Jokowi menunjukkan sikap tegasnya dan merestui langkah SS. Apakah berarti Jokowi menjadi beking geng JK? Seandainya Jokowi tidak tahu informasi eksistensi geng JK, trus kerja BIN ngapain? Pergerakan teroris saja tahu. Masa sih? gerak-gerik mencurigakan didepan mata presiden tidak ada yang sadar. Mikir!

Keberanian dan ketegasan membubaran Petral yang eksis sejak zaman Soeharto tanpa tersentuh. Malahan, SS justru dituduh sebagai antek geng mafia yang lain. Memangnya ada oil godfather yang menjadi pesaing Riza Chalid?

Logika yang rasional. Seandainya SS mementingkan dirinya sendiri. Sebagai menteri ESDM yang berkuasa bukankah lebih mudah dan gampang bergaining dengan Riza Chalid yang jelas-jelas untouchable. Mikir!

Karena gaduh, Blok Masela menjadi sangat politis. Faktor perhitungan ekonomis dan teknis tidak lagi menjadi pertimbangan utama. Walaupun keinginan RR telah dijawab dengan hasil konsultan independen, RR nekat dan lancang tanpa persetujuan presiden merilis bahwa pemerintah memutuskan di darat. Mendapat konsesi apa RR mendahului keputusan presiden? Mengapa RR begitu tergesa-gesa? Siapa yang mengejar-ngejar? 

Pak Jokowi, Bertindaklah!

Pak Jokowi, gunakan segala instrumen negara yang ada untuk menyelidiki. Siapa sebenarnya yang menjadi musuh negara. Musuh dalam selimut yang tidak ingin bangsa ini segera menjadi bangsa maju. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun