Mohon tunggu...
Olivia Armasi
Olivia Armasi Mohon Tunggu... Mengurus Rumah Tangga -

Peduli politik itu peduli terhadap sesama..... Nulis itu sulit, merangkai kata itu susah.... Mantan pelajar yang sedang belajar membaca, belajar komentar & belajar menulis..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pembangkangan Jokowi sebagai Petugas Partai Berakibat Pembusukan Kabinet Kerja, Siapa Lagi Profesional Korban Berikutnya?

14 Maret 2016   06:22 Diperbarui: 29 Maret 2016   00:49 2202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa artikel kompasianer menjelaskan adanya konspirasi tingkat tinggi yang sepertinya ilmiah. Menggunakan ilmu 'gothak, gathik, gathuk'. Meyakini geng JK itu eksis bukan sekedar fiksi atau halusinasi. Idealnya para kompasianer pemercaya keberadaan geng JK, layak direkrut menjadi anggota intelejen. Karena mereka lebih pintar dibanding Pemerintah yang tidak sadar ada kelompok mafia yang begitu membahayakan negara, membahayakan presiden dan berpotensi merugikan negara. 

Kegaduhan-kegaduhan itu tidak sedikit yang menganggap sebagai sesuatu yang positif untuk bangsa. Entah menggunakan pola pikir, sudut pandang, serta nalar yang bagaimana. Rujukan teori ilmu manajemen pemerintahan, ilmu politik dan ilmu administrasi publik seperti apa. Katanya sih, gaduh itu bermanfaat menghilangkan budaya koruptif dan memberantas tikus-tikus di kabinet. 

Kegaduhan itu bermanfaat atau justru kesengajaan upaya sistematis mendeligitimasi Pemerintah?

Dengan logika dan akal sehat, sangat sulit memaksakan kesimpulan bahwa gaduh kabinet itu membawa manfaat bagi bangsa. Hubungan & suasana kerja di kabinet yang tidak sehat jelas berdampak buruk terhadap kinerja. Gaduh menyebabkan pandangan & penilaian negatif, presiden dinilai tidak mampu memimpin kabinet.

Yang paling logis manfaat itu adalah untuk si pembuat gaduh itu sendiri. Lalu tujuannya untuk apa? Menarik untuk diteliti, dikaji serta dicari benang merahnya. Ada apa sebenarnya? Siapa yang culas, siapa yang menjadi korban? Siapa yang oportunis & pencitraan, siapa yang benar-benar bekerja? Sudah ada profesional yang jadi korban, siapa lagi korban berikutnya?

Character Assassination loyalis Jokowi dan pembusukan Kabinet Kerja akibat pembangkangan Jokowi sebagai petugas partai

Tidak adanya sedikitpun apresiasi positif kinerja pemerintah. Yang didapat justru kritikan pedas & keras secara terbuka terhadap Jokowi saat Rakernas PDIP, adalah bukti eksistensi faksi elit-elit PDIP kontra Jokowi berhasil menghasut dan dipercaya Megawati.

Jokowi dikenal “koppig” dan didukung rakyat. Kekuatan faksi PDIP kontra Jokowi tidak cukup mempunyai kekuatan untuk menekan dan menyerang dari luar. Serangan terbuka berulangkali kepada Jokowi seperti yang dilakukan Efendi Simbolon dkk tidak efektif. Bahkan menjadi bumerang, mereka dicap sebagai barisan sakit hati. Maka tidak ada cara lain, Jokowi harus didelegitimasi, dilemahkan dan dihancurkan terlebih dahulu dari dalam dengan cara-cara halus dan konstitusional.

Untuk mewujudkan & merealisasikan tujuannya, Faksi PDIP kontra Jokowi, membutuhkan sosok profesional bukan elit partai tapi loyal dan tunduk pada PDIP. Mempunyai legitimasi akademis, intelektual untuk duduk di kabinet dan berani berseberangan dengan presiden.  

Siapa lagi kalau bukan Rizal Ramli (RR). RR adalah sosok yang tepat memenuhi kriteria. Seorang profesional yang dikenal sebagai pakar ekonomi.

Kedekatan serta loyalitas RR terhadap Megawati tidak perlu diragukan. Nama Rizal Ramli di Pilpres 2014 adalah kandidat terkuat cawapres dari PDIP. Hal itu membuktikan & menunjukkan hubungan yang sangat dekat dan spesial antara Rizal Ramli dengan penguasa partai moncong putih. (sumber)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun