“Dia Rehan?” tanya Amira ketika melihat Rehan hadir sesaat setelah Kamila menyebutkan bahwa ia akan segera menikah. Kamila tersenyum sambil menggeleng
“Mana mungkin aku tega melukai hati sahabat aku sendiri, pemuda itu Bayu sahabatku dari kecil”
“Sudah waktunya kamu istirahat Mil” kata Rehan
“Mira, aku pergi dulu ya. Kesehatanku belum pulih. Nanti mainlah ketempat aku dirawat, Rehan tahu tempatnya” Amira mengangguk.
“Jaga dia untuk cinta kita yang dulu pernah ada Rehan, cinta dia lebih besar dari cinta yang pernah kau berikan padaku” Rehan menggenggam tangan Kamila.
“Aku selalu ingin melihatmu bahagia”
“Aku akan bahagia Han, Bayu sangat mencintaiku. Begitu halnya Amira, cintailah orang yang sangat mencintai kita, karena jika kita kehilangan mereka, itu adalah mimpi terburuk yang pernah ada”
“Amira, Rehan tetap milikmu, kau tak pernah merebutnya dariku”
Amira dan Rehan menatap kepergian Kamila yang dituntun Bayu menuju mobilnya. Lega sudah hati Amira karena dia telah bertemu sahabatnya, dan dilihatnya binar mata bahagia Kamila menyala saat Bayu memegang erat kedua tangannya. Tak ada lagi cinta untuk Rehan, Rehan akan menjadi suaminya. Kamila tak akan lagi menjadi mimpi-mimpi takut kehilangan Rehan.
“Aku akan selalu mencintaimu” kata Amira
“Aku tahu itu”