Mohon tunggu...
Okti Nur Risanti
Okti Nur Risanti Mohon Tunggu... Penerjemah - Content writer

Menulis adalah salah satu upaya saya dalam memenuhi misi mandat budaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjadi Peacemakers Melalui Komunikasi yang Kita Terapkan

15 Februari 2023   18:41 Diperbarui: 17 Februari 2023   13:23 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4 metode tersebut adalah:

1. Observasi
Melakukan pengamatan yang berfokus pada waktu dan konteks permasalahan, bukan evaluasi, penilaian, atau pengamatan pada masalah-masalah lain yang tidak terkait.
2. Perasaan
Bicarakan tentang emosi, tanpa penghakiman moral, guna mencapai semangat saling menghormati dan bekerja sama.
3. Kebutuhan
Sampaikan kebutuhan yang menyebabkan timbulnya perasaan itu.
4. Permintaan
Ajukan permintaan tindakan yang konkret untuk memenuhi kebutuhan yang baru saja diidentifikasi.

Nah, pasti sulit membayangkan bagaimana kita bisa menerapkan ke-4 metode tersebut dalam berkomunikasi. Untuk itu, saya akan berikan sebuah contoh kasus beserta komunikasi yang bisa dilakukan dengan menerapkan ke-4 metode tersebut.

Kasus: Seorang teman bernama Budi belum juga menyerahkan konsep promosi untuk satu event yang akan diselenggarakan oleh kantor bulan depan, padahal deadline tugasnya sudah lewat.

Untuk menerapkan ke-4 metode Rosenberg, kita bisa berkomunikasi kepada Budi dengan cara sebagai berikut:


"Budi, sekarang sudah tanggal 12, dan kamu belum menyerahkan konsep promosi yang saya minta." (Observasi)
"Saya khawatir, jika konsep itu tidak segera dibuat, promosi akan mundur dan menjangkau lebih sedikit orang."  (Perasaan)
"Budi, kita perlu segera melakukan promosi agar bisa mencapai target audiens yang kita inginkan. Jadi, bisakah kamu segera membuat konsep promosi itu agar kita bisa segera membuat promosi yang dibutuhkan?"  (Kebutuhan dan Permintaan)

Nah,  dengan menerapkan 4 metode yang disarankan Rosenberg, kita pun dapat mempraktikkan NVC terhadap Budi dalam kasus ini. Dalam komunikasi tersebut, kita dapat menyampaikan fakta yang ada, perasaan, kebutuhan, dan permintaan kita tanpa menyerang, menghakimi, atau menyinggung Budi. Dengan komunikasi yang demikian, besar kemungkinan Budi akan dapat menerima apa yang kita sampaikan, dan solusi yang dibutuhkan pun dapat tercapai. 

Tentu saja, penerapan komunikasi ini bukan hanya dapat dan perlu dilakukan untuk urusan pekerjaan, bisnis, atau pertemanan, melainkan juga dapat diterapkan dalam berbagai situasi, tempat, dan pihak.

3. Lebih banyak Observasi, bukan Menilai

Sering kali, komunikasi kekerasan terjadi karena kita terlalu cepat menilai, mengevaluasi, dan menyimpulkan sesuatu, yang kemudian berujung keluar dalam bentuk kata-kata penghakiman, labelling negatif, atau kata-kata yang bersifat ofensif/menyerang pihak lain. Inilah yang memunculkan adanya konflik. Kita kurang banyak mendengar, mengamati, mencari data atau kejelasan akan kebutuhan atau kondisi pihak lain untuk mendapat kesimpulan atau penilaian yang benar.  Maka, agar kita tidak mempraktikkan komunikasi kekerasan, kita perlu untuk lebih banyak mendengar, mengamati, dan mencari kejelasan, dibanding langsung melompat pada penilaian atau evaluasi.

Mendengar, mengamati, dan mencari kejelasan juga merupakan cara untuk untuk menumbuhkan empati dalam percakapan. Ketika empati tercipta, maka semua pihak yang terlibat dalam percakapan dapat lebih mudah mendiskusikan solusi yang memenuhi kebutuhan dasar mereka. Selain itu, dengan lebih banyak mendengar, mengamati, dan mencari kejelasan, semua pihak juga akan memiliki data yang lebih akurat untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih baik, yang akan berimbas pada solusi yang lebih baik bagi semua pihak.

Setelah semua penjelasan tersebut, maka mungkin kita akan bertanya apa pentingnya mempraktikkan NVC ini dalam keseharian kita?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun