Mohon tunggu...
Okti Nur Risanti
Okti Nur Risanti Mohon Tunggu... Penerjemah - Content writer

Menulis adalah salah satu upaya saya dalam memenuhi misi mandat budaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjadi Peacemakers Melalui Komunikasi yang Kita Terapkan

15 Februari 2023   18:41 Diperbarui: 17 Februari 2023   13:23 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam konteks ini, mari perhatikan kata-kata berikut:


"Kamu selalu telat."
"Kamu suka menunda pekerjaan."
"Kamu pemalas."
"Kamu pembohong."

Sekarang, bandingkan dengan kata-kata berikut:


"Belakangan ini, kamu selalu datang di atas jam 8."
"Seharusnya motor itu sudah diservis sejak minggu lalu, tetapi sampai hari ini kamu belum membawanya ke bengkel."
"Kamu belum membereskan kamarmu beberapa hari ini."
"Katamu akan datang kemarin, tetapi sampai hari ini kamu belum muncul juga."

Jika diperhatikan, kata-kata di bawah dan di atas sebenarnya ingin menyampaikan hal yang sama, tetapi terdengar berbeda saat disampaikan. Kata-kata di baris atas terdengar judging, cenderung kasar, bahkan mungkin menyinggung perasaan dibanding kata-kata di baris bawah.

Di sini kita lihat, bahwa penggunaan kata yang berbeda akan memiliki dampak yang berbeda. Demikian pula dengan intonasi. Intonasi yang datar dan tenang akan terasa lebih ramah dan lebih baik untuk didengar.

Dari sini, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa untuk terampil berkomunikasi kita perlu dapat berkata-kata dengan baik, yaitu dengan menggunakan kata-kata dan intonasi yang baik dan tepat. Tanpa keduanya, komunikasi kita akan sangat mungkin sulit untuk diterima dengan baik oleh pihak lain.

b. Kesediaan untuk mendengar.

Hal kedua yang penting agar kita terampil berkomunikasi adalah kesediaan mendengar. Kesediaan mendengar ini sebenarnya justru menjadi hal yang utama dan sangat penting dalam berkomunikasi, bahkan jika dibandingkan dengan keterampilan berkata-kata. Sebab, tanpa kemauan dan kepekaan untuk mendengar dan memahami kebutuhan serta perasaan orang lain, komunikasi kita akan cenderung bersifat satu arah, menilai, menghakimi, dan menyakiti orang lain. 

2. Metode Komunikasi

Menurut Rosenberg, ada 4 metode yang dapat kita lakukan untuk mempraktikkan komunikasi tanpa kekerasan agar kedua belah pihak yang berkomunikasi terpenuhi kebutuhannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun