Para perokok kelas berat, rokok sudah menjadi seperti makanan. Habis makan harus merokok. Sementara mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan mesti merokok. Menurut para perokok, tidak merokok akan membuat mereka seperti orang linglung. Semua macet.
Kembali kepada kebijakan menaikkan tarif CHT dari pemerintah. Apabila sasaran kebijakan ini agar adanya penurunan yang signifikan pada para perokok remaja seperti yang telah disebutkan di atas, tentu kebijakan itu harus disambut baik. Tetapi sekali lagi perlu diperhitungkan pula para petani tembakau, para pengusaha rokok, dan para pekerjanya.
Fakta lain menunjukkan bahwa orang yang sudah kecanduan nikotin sangat sulit untuk berhenti merokok. Tetapi bukan berarti orang tidak bisa berhenti merokok.Â
Sekali lagi strategi pemerintah menaikkan bea cukai rokok yang berarti harga rokok juga akan naik, sama sekali tidak memberi pengaruh kepada para perokok aktif.
Biasanya orang baru akan berhenti merokok bila,  pertama sudah sakit dan mendapat vonis dari dokter bahwa paru-parunya sudah rusak. Atau mendapatkan suatu penyakit yang mengharuskannya untuk berhenti merokok. Sebab jika tidak, maka nyawa akan menjadi taruhan.
Kedua adalah niat yang kuat untuk berhenti merokok. Niat itu harus dibangun dengan penuh kesadaran dan harus dijalani dengan sungguh-sungguh.
Dua faktor itu, satu faktor eksternal dan satunya lagi faktor internal. Meskipun sebenarnya, dua-duanya adalah faktor internal.
Namun diharapkan dari kenaikan tarif CHT, rokok elektrik, dan HPTL ini bisa menekan para perokok aktif. Harga yang semakin tinggi diharapkan dapat menurunkan daya beli sehingga konsumsi rokok dapat menurun.
Namun jika benar-benar mau sehat sekalian produksi rokok dihentikan. Sesuatu yang kelihatan muskil. Sebab faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan di atas.
Akan tetapi apabila dimulai secara perlahan-lahan pasti akan bisa. Semoga dengan kebijakan-kebijakan pemerintah, angka para perokok aktif semakin menurun per tahunnya. Sehingga cita-cita Indonesia sehat dapat tercapai atau setidak-tidaknya bisa menekan angka kematian yang disebabkan oleh rokok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H