Semua ciri dari seorang penderita down syndrome saya lihat pada paman. Tangan paman lebar dan pendek, dengan jemari yang juga pendek. Telapak tangannya hanya terdiri dari satu lipatan tunggal yang dalam. Jarak antara ibu jari kaki dan jari-jari kaki lainnya begitu luas dibandingkan dengan jari-jari kaki kami. Sementara persendiannya juga sangat fleksibel. Kulitnya kering dan tidak tampak seperti kulit kami yang normal.
Satu ciri lagi soal penuaan dini tidak bisa saya sebutkan karena paman meninggal di usia muda, 24 tahun. Kematiannya bisa juga disebabkan oleh kelainan jantung bawaan yang disertai dengan penurunan tonus otot.
Menjelang kematiannya memang ia tidak mampu bangun dan berjalan. Ototnya seperti lemas. Berbagai perawatan coba diberikan tetapi maut memang tidak bisa berkompromi.
Bagaimana cara mencegahnya dan pengobatannya?
Di dunia medis, down syndrome ini tidak dapat dicegah.
Hanya disarankan agar ibu hamil dapat mengelolah beberapa faktor penyebab down syndrome. Di antaranya adalah menghindari paparan asap rokok dan bahan kimia yang berbahaya. Selain itu diupayakan agar jarak kehamilan dari kehamilan sebelum tidak terlalu lama.
Kelompok ibu hamil yang juga rentan melahirkan anak dengan down syndrome adalah mereka yang berada di rentang usia di atas 40-an.
Karena itu untuk kelompok usia rentan tersebut harus secara rutin memeriksa kesehatan bila merencanakan untuk menambah anak.
Pengobatan yang dilakukan kepada penderita Down Syndrome adalah agar mereka dapat menjalankan aktivitas mereka sehari-hari secara mandiri. Karena itu beberapa terapi berikut dianjurkan sebagai pengobatan untuk para penderita.Â
Terapi-terapi tersebut adalah fisioterapi, terpai berbicara, terapi okupasi, dan terapi perilaku.
Terapi-terapi ini tidak menyembuhkan mereka sebab Down Syndrome tidak bisa disembuhkan. Tetapi terapi-terapi ini setidaknya membantu mereka untuk menjalani aktivitas mereka secara normal.