Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pengalaman Hidup bersama Anggota Keluarga Down Syndrome

3 Agustus 2022   14:52 Diperbarui: 6 Agustus 2022   20:18 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari kecil hingga dewasa, sehabis BAB paman tidak bisa cebok sendiri. Biasanya nenek atau ibu yang membantunya. Begitu pula kalau mandi dan urusan makan dan minum.

Beberapa kesenangannya dan ketakutannya pun unik. Untuk makan pun tidak semua makanan ia suka. Roti misalnya adalah salah satu makanan yang membuatnya takut. Karet tangan yang biasa kami gunakan untuk bermain semasa kecil juga membuatnya takut.

Ada satu kebiasaan lainnya yang unik juga yaitu bila ia mau menangis. Dia akan berkata "saya mau menangis" dan secara tiba-tiba ia akan menangis tanpa sebab musabab.

Ia suka musik. Setiap kali musik diputar ia pasti bangun untuk bergoyang. Lucu memang kalau mengenang kembali pamanku ini.

Perilakunya yang unik ini kadang-kadang membuat tensi orang-orang rumah naik.

Meski demikian kekurangannya itu membuat kami menaruh belas kasihan lebih kepadanya.

Pamanku ini telah meninggal di tahun 2013 silam saat usianya 24 tahun saat itu. Perilakunya memang berbeda dari anak-anak dan teman sebayanya.

Wajah pamanku ini akan selalu terbayang ketika saya tanpa sengaja bertemu anak-anak atau orang-orang dengan kelainan down syndrome.

Berdasakan pengalaman hidup bersama paman yang menderita down syndrome membuatku coba mencari tahu penyebabnya.

Satu pertanyaan yang selalu menggelitik adalah mengapa wajah mereka mirip satu dengan yang lain.

Penyebab Down Syndrome

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun