Turun naiknya pendapatan tergantung pada pasokan, musim hingga aspek-aspek yang mempengaruhi.Â
Pedagang bisa meraup banyak pendapatan jika harga beli di nelayan atau pedagang perantara lebih murah. Meski itu terjadi jika hanya pada musim produktif. Sementara di musim paceklik, volume pembelian berkurang. Sesuai modal yang mereka miliki. Bahkan banyak yang memutuskan tidak berjualan. Pasokan menjadi sangat penting. Baik dalam dan luar pulau.Â
Tantangan selanjutnya ialah bagaimana harga operasional semisal BBM mempengaruhi daya operasi tangkap para nelayan. BBM naik ikut mempengaruhi harga ikan walaupun musim sedang produktif.
Apalagi, nelayan bukan pihak yang menentukan harga melainkan pedagang perantara. Pihak yang menangung semua beban dan biaya operasional nelayan.
Maka menurut pedagang, pasokan adalah dasar dari mereka menentukan harga. Misalnya ikan dari Pulau Bacan. Di mana mereka membeli dari pedagang perantara dengan mengeluarkan biaya transportasi hingga sampai ke Ternate. Juga, rantai pemasaran yang panjang.Â
Pada akhirnya, produk-produk ikan memiliki jalur pemasaran yang sangat panjang terikat. Naik satu rupiah akan mempengaruhi harga hingga di tangan konsumen.Â
Bagi saya, berbelanja ke pasar adalah refleksi atas fenomena sosial dan ekonomi pasar bernama perikanan. Dari hangatnya para pedagang, ikan-ikan yang tersaji, perilaku pasar hingga perilaku konsumen serta banyaknya faktor yang mengikat. (Sukur dofu-dofu)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H