Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

KTT G20, Harapan Penguatan Industri Tambang Berkelanjutan

16 November 2022   15:56 Diperbarui: 17 November 2022   19:00 1330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mobil listrik. (sumber gambar: via kompas.com)

Lantas apakah hanya masalah ekologi dan kesehatan? Tidak.

Masih banyak perkara. Konflik masyarakat lingkar tambang hampir tak pernah surut. Penyerobotan lahan, terusir dari kampung dan ketidakadilan pendanaan CSAR adalah masalah ruwet lain.

Di Maluku Utara, di semenanjung Halmahera, tempat tambang beroperasi, ekslufitas sangat terasa. Area tambang adalah area terlarang bagi yang tidak berkepentingan. Pun dengan penyerobotan lahan yang kian hari kian terupdate dalam berbagai berita.

Lahan-lahan kebun sebagai mata pencaharian utama hilang berlahan. Tanah-tanah dan sistem akses air tercemar dan mempengaruhi kondisi tanah di sekitar. Tanaman jadi tak produktif.

Banyak pula warga-warga di desa yang terusir. Harus pindah karena aktivitas pertambangan. Walau disediakan rumah atau tempat tinggal di lokasi lain, namun narasi perampasan sudah terlanjur melekat.

Dana CSAR sebagai bagian dari program pemberdayaan masyarakat lingkar tambang juga jadi ranah konflik. Kesamasarataan dan pengelolaan kadang berakhir pada nepotisme. 

Sementara harapan satu-satunya dengan kehadiran tambang sebagai wujud penyerapan tenaga kerja juga jarang terakomodir. Hal yang satu ini kemudian menimbulkan kekecewaan dan berakhir dengan aksi demonstrasi serta protes oleh warga.

Pada tataran ekonomi, saya banyak berdiskusi dengan karyawan-karyawan tambang. Mereka mengungkapkan sebuah kondisi dilematis di mana harga-harga justru melambung tinggi.

Gaji mereka memang besar. Namun struktur ekonomi yang tercipta dengan kehadiran tambang justru membikin kelas sendiri.

Harga melambung, biaya hidup jadi tinggi dan sasaran paling mendasar adalah ketidakmampuan daya beli terutama masyarakat lokal. Lantaran tidak punya pendapatan tetap.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun