Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jujaga, Tradisi Menjaga Waktu Sholat

6 Agustus 2022   18:08 Diperbarui: 9 Agustus 2022   08:15 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Badan sarra pengurus Masjid di Desa (Dokpri)

Tugas Jujaga setelah adzan kemudian mengumandangkan Khomat. Dan sangat jarang membawa sholat lantaran tugas tersebut bukan tugasnya melainkan tugas badan sara lain, seperti imam, wakil imam dan beberapa struktur yang berhak memimpij sholat.

Tetapi jika diantara mereka berhalangan hadir, maka soerang Jujaga harus mengemban tugas membawa sholat. Perkara ini di kampungku sangat ketat. 

Hirarkinya sangat jelas dan sangat jarang warga di luar strukutur mereka membawa sholat. Adzan masih mungkin dilakukan oleh warga setelah ada izin dari Jujaga.

Sementara seperti Khotbah Juma'at, dan membawa sholat bisa dilakukan oleh warga dengan status pemuka agama hingga seseorang yang dihormati dalam kehidupan sosial.

Marbot masjid di desaku disebut dengan Badan Sara. Mereka merupakan orang-orang pilihan dan tidak sembarangan di pilih. Unsur paling pertama ialah pengusasaan ilmu agama utamanya hafalan Qur'an dan yang kedua adalah garis keturunan.

Menjadi imam misalnya, tidak sembarangan dipilih oleh pengurus masjid lantatan ada tata cara dan metode. Pertama, jika orang tuanya dulu pernah menjadi imam maka otomatis keturunannya berpeluang besar menjadu imam masjid.

Tentu tidak langsung jadi, mereka harus terlebih dulu memulai dari bawa seperti menjadi jujaga lalu naik perlahan. 

Berikutnya guru ngaji, jika keturunan tidak mau menjadi imam atau badan sara, modim maka kandidat jatuh kepada guru ngaji, tetapi tetap saja rekam jejak keturunan tak luput di kaji.

Pemilihan imam menjadi salah satu hal paling krusial. Jika imam sudah meninggal misalnya, tak langsung otomatis wakil imam menjadi imam. Ada tata cara pengangkatan yang melibatkan masyarakat, pemuka desa dan pemuka agama. Sebab kepercayaan bahwa imam adalah sosok penting ranah kegamaan. Orang paling penting dari semua struktur masyarakat sosial di desaku.

Terdapat struktur dalam badan sara, atau modim mulai dari ketua atau imam masjid, wakil imam, sekertaris, pembawa khutbah, dan sisanya anggota. Dapat dilihat dari baju yang mereka kenakan. Hijau, adalah imam, hijau muda adalah wakil imam, biru adalah yang sering mambawakan khutbah dan putih adalah anggota.

Walau begitu, hanya imam masjid yang tidak melakukan jujaga, dan yang lainnya tetap menadapat giliran jujaga dengan sistem roling setiap minggi yang diawali di hari Jum'at dan berakhir di hari Jum'at juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun