Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Buku-buku Usang

21 Mei 2021   19:02 Diperbarui: 21 Mei 2021   19:08 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konklusi dari pengembangan literasi ialah masyarakat dapat memiliki fondasi literasi dan sosial yang kokoh terutama anak muda untuk mendorong terciptanya proses transformasi ke kehidupan sejaterah. 

Sehingga, untuk membaca buku, ia harus menunggu pemberian atau pinjaman dari teman-temannya yang sama-sama tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Satu dua buku itulah yang kemudian ia baca berulang-ulang.

Permintaannya tersebut membuat saya berjanji, jika kembali lagi ke desa akan membawa buku sebagai hadiah kepadanya. Minimal saya memberikan buku kepada orang yang tepat.

*

Lemari buku empat rak yang ada disudut ruangan tampak  berdebu. Sudah empat tahun lamanya tidak terurus semenjak saya memutuskan ke Jakarta. Didepannya nampak tumpukan dus pakaian bekas.

Buku-buku didalamnya nampak menguning dan berdebu. Susunan buku yang semula rapi juga nampak berantakan. Padahal, buku yang ada didalamnya berasal dari berbagai daerah yang saya kumpulkan.

Kebanyakan berasal dari Yogyakarta tahun 2009 silam. Hasrat membaca buku membawa saya menyambangi kota pelajar tersebut lalu belanja sebenyak-banyaknya. Hal ini lantaran periode itu, belum ada tokoh buku semisal Gramedia.

Andai saja Ia bernyawa, mungkin buku-buku di lemari ini paling merana. Haus akan perhatian dan kasih sayang. Padahal buku adalah jendela ilmu. Tak bernyawa namun dapat menghidupkan, membesarkan, mendidik seseorang pembaca.

Banyak pemimpin dunia, penulis, dan orang-orang hebat yang kehadirannya membuat pembeda. Mereka adalah orang-orang yang mencintai buku dan pembaca yang sangat haus.

Sungguh malang buku-buku ini, padahal buku ini sengaja di letakan dengan tak terkunci agar anak-anak yang bertandang ke rumah dapat membaca dengan leluasa. Tanpa perlu mencuri milik teman atau milik perpustakaan kampus. Justru selama empat tahun ini, tak tersentuh. 

Jika dikunci terlalu privat, saya kemudian sengaja meletakan di kamar, di atas meja dan sudut-sudut rumah tempat mereka nongkrong. Namun yang dijumpai justru buku-buku ini berakhir di atas lemari pakaian, di bawah kolong tempat tidur dan berserakan kemana-mana. Tak tersentuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun