Dunia malam, adalah dunia penuh fantasi. Dari sini kadang hadir kisah menarik untuk di bagikan
Rangga tertunduk lesuh, wajahnya muram. Di tengah keramaian ia seringkali bisu. Sudah berapa hari ini ku perhatikan ia murung.
Ramainya Cafe di sebuah gang bilangan Matraman pun tak membuatnya terhibur. Ia seperti memikul bakul berisi batu. Sebuah isyarat ada badai yang menghujam.
"Pacarku hamil," Ungkapnya sambil memukul tembok setelah interogasi atas kemurungannya.
 "Jangan bilang kalau mawar"? Tanya salah satu dari kami.Â
"Iya," sahutnya.Â
Pantas ia murung. Tak napsu makan, jarang nongkrong dan jarang mangkal. Ternyata ia sedang berkonflik dengan masa depannya.
*
Mawar 23 tahun, wanita yang ia temui di club malam 2019 silam. Ia tertarik pada gadis asal Jawa Barat ini setelah adegan icip-icip yang ia lakoni pada pertemuan pertama.Â
Mawar, adalah wanita rupawan. Di club malam, mawar kata Rangga, menjadi rebutan para tamu dan pria hidung belang.Â
Setelah malam itu, ia tak mau di temani gadis penghibur lain. Jika mawar sudah booking maka ia akan menghabiskan malam panjannya dengan menenggak minum hingga mabuk dan payah.
Jalinan kisah cinta mereka mulai kuat setelah dua sampai tiga kali bersama di club. Selain itu, ada harga atas usaha untuk mendapatkan hati sang kekasih. Ia, harus membayar lebih kepada mami; germo.Â
Asmara mereka disuguhi petualangan seks yang liar. Tak jarang fantasi itu dengan bangga ia ceritakan. Gaya, penetrasi hingga hal-hal berkaitan.Â
Petualangan seks dilakukan di luar club. Setelah mawar selesai bekerja. Di hari-hari libur, intensitas pertemuan terjadi cukup sering. Tentu, dengan mahar kepada mami agar sang kekasih bebas keluar dari asrama.
Hubungan yang menggebu-gebu harusnya dilandasi dengan rasa. Agar ia kuat dan terikat secara emosional. Namun bagi Rangga dan teman-temannya yang biasa memacarai wanita penghibur, mereka punya sikap lain
Jalinan cinta yang di lakoni hanya terjalin karena seks. Tak ada unsur hati yang diletakan disana. Bagi mereka, wanita seperti mawar hanya pantas sebagai pemuas napsu birahi, pelampiasan seks. Tak pantas di ajak ke jenjang serius. Perkawinan, punya anak, rumah, mobil dll.
"Tak perlu terlalu serius, pacaran mereka hanya untuk seks. Jangan pakai hati, jangan main rasa" Ungkapan yang sering hinggap di kuping oleh Rangga dan teman-temannya.
Apes memang, ketika wanita mengharapkan respon cinta yang sama, yang di dapati justru dinding kebohongan semu. Seperti kata " (Akan dibahas pada artikel Harapan terdalam wanita Penghibur malan).
**
Kehamilan mawar membawa Rangga pada sebuah keputusan besar. Ia harus bertanggung jawab dan menikahi gadis yang ia gerayami selama ini.
Keputusan di buat, namun benturan psikologi tak mampu di bendung. Keraguan demi keraguan datang bertamu. Pandangan demi pandangan hadir meramu.
Bagimana pandangan orang, bagaimana kata orang tua, bagimana menafkahi, apakah siap menjadi bapak dan pertanyaan-pertanyaan lain hinggap. Ia berkelahi dengan jiwanya yang liar.
Beruntung, keluarga besar tak mempermasalahkan asal usul mawar. Walaupun di lingkungan sekitar ia kerap di bully. Orang tua Rangga menerima dengan pasrah dan pernikahan dilangsungkan secara sederhana.
Jalinan kasih yang semata hanya seks berubah menjadi cinta nyata setelah kehadiran sang buah hati. Jiwa liarnya ia letakan sementara. Pendekatan religius ia terapkan. Walaupun di pertengahan jalan mereka harus berpisah.
Mawar kembali ke Jawa Barat beserta anaknya, sementara Rangga hidup menduda. Ia mengaku, sesekali masih menantang jiwa liarnya. Tak jarang pula ia memacari gadis penghibur. Namun, agar tidak terjadi hal yang sama ia rajin memakai pengaman.
***
Nasib Angki, kawan dugem Rangga juga tak kalah pelik. Gadis yang ia temui di tempat karaoke juga hamil.Â
Perempuan yang memikatnya berasal dari Jawa Timur dan sedikit memiliki darah arab. Cantik rupawan inilah yang membuat ia rela menghabiskan waktu dan tabungannya.
Hanya beberapa bulan keduanya memadu kasih. Hubungan yang terbangun diantara keduanya tak hanya berlandaskan seks. Tetapi ada unsur masa depan yang terlibat. Ia, benar-benar jatuh hati pada wanita ini. Suka sama suka. Namun perkara cinta, ia tak punya sama sekali.
Sebab, Â Angki sendiri sudah mempunyai tambatan hati yang berasal dari lain. Hubungan mereka sudah sampai ke tahap perkenalan orang tua. Tinggal sejengkal, bahtera rumah tangga di bangun.
Nasib tak bisa di bendung. Mimpi tinggal mimpi. Janji tinggal kenangan. Perkara ini sampai ke telinga sang kekasih dan para orang tua. Sang kekasih memilih mundur dan kalah dalam perjuangannya mempertahankan hubungan.
Angki hanya pasrah karena menyulut api. Ia tak mampu memadamkan api yang sudah terlanjur besar. Semua murni kesalahan dia. Jika saja, ia menolak ajakan kawan-kawan untuk terlibat dalam gemerlapnya dunia malam maka peristiwa ini tak bakal terjadi.
"Sudah di kuasai napsu. Apalagi kalau nge-seks. Sangat mudah mudah tanpa harus ada rayuan dan memberi keyakinan," Sesalnya.
Di lingkungan keluarga, api terbakar sangat panas. Tak ada restu yang di terima. Keluarga yang cukup terpandang ini bersikukuh agar hubungan itu di akhiri. Masalah ini di pandang dapat mencoreng nama baik keluarga.Â
Sang ayah, kata Angki, sudah tak ambil pusing. Ia tak mau berhubungan dengan kondisi yang dialaminya. Anak yang di kandung bahkan menjadi keraguan. Toh,stigma yang melekat, sang wanita pasti banyak berhubungan dengan lelaki lain.
"Ayah saya menggangap tidak ada apapun yang terjadi. Mereka memandang ini sebagai aib yang harus di buang jauh-jauh. Perempuan ini bisa mempermalukan keluarga".
Di hadang prahara haibat, Angki tetap bersikukuh untuk meminang gadis tersebut. Ia, tak mempermasalahkan status sosial yang bakalan muncul kemudian. Tanggung jawab tetap di jalani, karena ia yakin anak tersebut buah kecelakaanya.
" Saya tak mau seperti teman-teman lain. Ketika tau pasangan mereka hamil. Mereka menghilang tanpa jejak. Kan kasihan anak yang tak berdosa itu,"Teguhnya.
Lahir Cinta di bilik Kamar
Rangga dan Angki hanyalah dua contoh kasus cinta lahir dari bilik kamar. Diantara mereka; teman-teman mereka yang gemar pada dunia malam dan bahkan di Indonesia, banyak yang mengalami nasib yang sama. Tak jarang, dapat diselesaikan namun kebanyakan pergi tanpa jejak.
Korbannya tentu saja, anak-anak yang lahir karena fantasi seks dan euforia dunia malam. Bahkan, menurut penuturan beberapa pekerja seks, anak yang di kandunh kebanyakan di asuh oleh ayah ibu mereka di kampung. Sedangkan sebagian lagi mengaku melakukan aborsi. Baik legal maupun tak legal.
Dunia malam penuh efuria. Ada cinta, kesenangan dan hasrat. Banyak yang memilih menghabiskan waktu di club karena hasrat, coba-coba dan mencari kesenangan serta melepas kepenatan akibat lelah bekerja.
Hasrat seksualitas yang tinggi dan mudahnya melakukan hubungan seksual tanpa embel-embel adalah salah satu bonus dunia malam. Tak ada cinta murni yang melekat. Ibarat habis manis, langsung di buang. Keputusan tergantung pada kontrol diri serta maksud dan tujuan melibatkan diri kedalamnya.
Namun, tak jarang banyak pula terjebak asmara. Landasan utama tentu saja seks, fantasi dan naluri liar.
Walaupun hiruk pikuk dunia malam yang begitu terstigma negatif, namun tidak semerta menjustise lingkungan tersebut buruk. Semua tergantung niat dari seseorang melakukan tindakan di dunia malam. Salam
* NB: Mawar,Rangga, Angki adalah nama samaran
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H