Bagimana pandangan orang, bagaimana kata orang tua, bagimana menafkahi, apakah siap menjadi bapak dan pertanyaan-pertanyaan lain hinggap. Ia berkelahi dengan jiwanya yang liar.
Beruntung, keluarga besar tak mempermasalahkan asal usul mawar. Walaupun di lingkungan sekitar ia kerap di bully. Orang tua Rangga menerima dengan pasrah dan pernikahan dilangsungkan secara sederhana.
Jalinan kasih yang semata hanya seks berubah menjadi cinta nyata setelah kehadiran sang buah hati. Jiwa liarnya ia letakan sementara. Pendekatan religius ia terapkan. Walaupun di pertengahan jalan mereka harus berpisah.
Mawar kembali ke Jawa Barat beserta anaknya, sementara Rangga hidup menduda. Ia mengaku, sesekali masih menantang jiwa liarnya. Tak jarang pula ia memacari gadis penghibur. Namun, agar tidak terjadi hal yang sama ia rajin memakai pengaman.
***
Nasib Angki, kawan dugem Rangga juga tak kalah pelik. Gadis yang ia temui di tempat karaoke juga hamil.Â
Perempuan yang memikatnya berasal dari Jawa Timur dan sedikit memiliki darah arab. Cantik rupawan inilah yang membuat ia rela menghabiskan waktu dan tabungannya.
Hanya beberapa bulan keduanya memadu kasih. Hubungan yang terbangun diantara keduanya tak hanya berlandaskan seks. Tetapi ada unsur masa depan yang terlibat. Ia, benar-benar jatuh hati pada wanita ini. Suka sama suka. Namun perkara cinta, ia tak punya sama sekali.
Sebab, Â Angki sendiri sudah mempunyai tambatan hati yang berasal dari lain. Hubungan mereka sudah sampai ke tahap perkenalan orang tua. Tinggal sejengkal, bahtera rumah tangga di bangun.
Nasib tak bisa di bendung. Mimpi tinggal mimpi. Janji tinggal kenangan. Perkara ini sampai ke telinga sang kekasih dan para orang tua. Sang kekasih memilih mundur dan kalah dalam perjuangannya mempertahankan hubungan.
Angki hanya pasrah karena menyulut api. Ia tak mampu memadamkan api yang sudah terlanjur besar. Semua murni kesalahan dia. Jika saja, ia menolak ajakan kawan-kawan untuk terlibat dalam gemerlapnya dunia malam maka peristiwa ini tak bakal terjadi.