Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Perang Pangan Dunia, di Mana Posisi Indonesia?

16 Juli 2020   12:18 Diperbarui: 16 Juli 2020   18:53 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah seorang pedagang cabe ramit terlihat serius melayani pembeli. Saat ini komuditi pangan yang penyumbang inflasi di Kepri salah satunya cabe merah dan cabe rawit. (Foto: KOMPAS.COM/ HADI MAULANA)

Indonesia Masuk Perangkap Pangan, Perilaku Konsumtif dan Rantai Pemasaran Produksi Pemasaran Pangan Dunia.

Sebagai negara yang mempunyai wilayah tropis terbesar kedua setelah brasil, Indonesia adalah surganya kekayaan alam baik laut maupun darat. Posisi ini seharusnya membawa berkah minimal kesejateraan bagi semua rakyat dan mampu memanfaatkan kapasitas produktifitasnya menjadi terdepan dalam menguasai pasar perdagangan dunia. 

Namun yang terjadi justru berbeda, Indonesia malah menjadi negara yang masuk dalam perangkap pangan dunia (food Trap). Pangan yang seharusnya mampu dan layak di produksi secara mandiri dalam negeri harus di datangkan dari negara lain.

Pada tahun 2017 menurut data BPS terdapat 14 komoditas pangan dan termaksud di dalamnya 7 komoditas pangan dunia yakni gandum,kedelai, daging, ayam ras, dan telur ayam masuk pada kategori kritis. 

Sedangkan jenis pangan lainya yakni beras, tepung terigu, bawang putih, cabe kering, lada dll masuk kategori hamir kritis. Dan dari total anggran yang harus di keluarkan untuk biaya impor sebesar 23,501 Triliun Rupiah.

Bagaimanakah indonesia bisa masuk perangkap pangan? Maka seperti yang dikemukakan diatas bahwa setiap negara atau mengatasnamakan negara menguasi seluruh sumber daya akan mampu menguasai pasar di negara tersebut. Pertama, masuknya indonesia dalam jebakan pangan dunia harus di kaji dari sisi penguasaan sistem pemsaran input sampai output .

Pada tahun 2017, jumlah Industri yang menguasai pasar input dalam hal penjualan senilai 40 milyar dan perusahaan dengan kedudukan lima teratas adalah Syngenta, Monsanto, bayer crop, dow Agro (sebagian negara besar). 

Pada sisi Usaha Tani terdapat nilai tambah sebesar 1.952 millyar dolar AS yang tersebar pada 450 juta usaha tani dengan kapasitas lahan > 100 Ha : 05 % sampai kurang dari 2 hektar ( terjadi di Indonesia).

Pada sisi pengelolaan pangan dan pedagangan hanya terdapat 10 perusahaan yang menguasai penjualan dunia senilai 490 Millyar dollar AS dan lima teratas adalah Nestle, Cargill, ADM, Unilever, Kraft Foods.

Pada sisi pengecer pangan ada 5 perusahaan besar dengan omset total 1,091 Millyar dollar AS yakni Wal-Mart, Carrefour, Metro Group, Tesco, Seven and I sedangkan pada sisi konsumsi penghasilan total dari sistem pemsaran ini senilai 6,5 Milyar dollar As dan Indonesia adalah salah satu dari rangkaian rantai pemsaran ini.

Masuknya Indonesia dalam perangkap pangan global merupakan strategi control Corporate food chain dimana hanya ada 3 koorporasi besar yang menguasi market dunia dengan market share sebesar 47%, yakni Sygenta 9%, DuPont 15%, Monstanto 23%. Dengan penguasaan pasar food in the world sebesar 90 % dan semua perusahaan ini adalah milik Amerika, Cina dan Jepang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun